Perlu Sumur Resapan Air Hujan

Air merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting bagi kehidupan manusia,terlebih bagi bangsa Indonesia yang mempunyai laju pertumbuhan penduduk cukup tinggi. Masalah kebutuhan akan air tak terlepas dari kebutuhan akan tempat tinggal, di mana untuk mendapatkan tempat tinggal harus membuka lahan-lahan berupa hutan. Dampak yang ditimbulkan antara lain terganggunya siklus hidrologi di wilayah tersebut.

Jika siklus hidrologi berlangsung tanpa campur tangan manusia maka ia akan berjalan teratur. Dan apabila manusia mulai mengganggu, maka akan mengganggu keberlangsungan siklus tersebut. Contoh kasus misalnya dibangunnya areal permukiman di atas lahan yang cukup luas. Akibat pembangunan pemukiman di atas lahan ini akan mengurangi areal peresapan air hujan ke dalam tanah. Sementara penyerapan air tanah berlangsung terus dengan intensitas yang semakin besar maka akan terjadi penurunan timbungan air tanah.

 Air tanah merupakan salah satu sumber air bersih untuk keperluan manusia maupun hewan, bahkan sebagian air yang dibutuhkan untuk metabolisme tumbuh-tumbuhan berasal dari air tanah pula. Air tanah terdapat pada formasi geologi yang lolos air (permeable) di atas lapisan kedap air (impermeable) atau di antara dua lapisan kedap air.

Sumur resapan merupakan salah satu alternatif untuk mempertahankan tinggi muka air tanah. Cara ini baik sekali dikembangkan terutama di daerah-daerah yang mempunyai pemukiman yang cukup padat atau dapat juga diterapkan di daerah pantai. Pada pemukiman yang padat biasanya terjadi pengambilan air tanah secara besar-besaran baik untuk air minum atau kebutuhan lainnya.

Pengambilan air yang dilakukan jauh lebih besar dari pada air yang berinfiltrasi menjadi air tanah. Infiltrasi sulit karena permukaan tanah yang ada di atasnya kebanyakan tertutup oleh bangunan pemukiman. Pada areal pemukiman yang demikian ini, sumur resapan cocok di terapkan di sini sebab tak banyak memerlukan banyak tempat.

Untuk daerah-daerah pantai, masalah intrusi air laut sering menganggu masyarakat setempat. Faktor penyeban timbulnya intrusi adalah tidak adanya keseimbangan antara debit air yang diambil dari aqifer (sumber air) dengan debit air yang masuk. Pembuatan sumur resapan pada daerah pantai dimaksudkan agar batas permukaan air tanah akan tertahan dan intrusi air laut tidak terjadi. Di daerah pantai, sumur resapan bisa dibuat memanjang sejajar dengan garis pantai dan ini merupakan benteng penahan intrusi air laut.

Cara pembuatan

Pertama, dibuat lubang yang berbentuk silinder atau persegi panjang yang kedalamannya mencapai permukaan air tanah (water table). Kedalaman lubang tiap daerah bisa berbeda-beda tergantung formasi geologi penyusunnya. Material pengisi lubang tersebut berupa batu campur pasir yang bagian atasnya dilapisi dengan ijuk.

Tujuan pemberian material ini untuk menyaring air yang masuk dan sebagai penahan agar air tanah tidak labil. Air yang masuk ke dalam sumur resapan dialirkan dari atap rumah atau halaman yang kedap air (misalnya beton, aspal atau semen). Air yang dialirkan yaitu air hujan yang jatuh pada atap atau halaman tadi.

Selain itu juga dibuat saluran out put, jika air yang masuk ke dalam sumur resapan melebihi kapasitas maksimum sumur. Agar sumur resapan tersebut tidak mengganggu keindahan dan keasrian halaman rumah, di atasnya dapat dibuat tanam atau bangunan lainnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sumur resapan antara lain :

  1. Intensitas curah hujan harian maksimum. Untuk menentukan volume minimal sumur resapan, intensitas curah hujan harian maksimum harus diperhitungkan. Untuk mengetahui data intensitas curah hujan harian maksimum dapat ditanyakan pada dinas meteorologi setempat.
  2. Kapasitas infiltrasi dalam sumur resapan. Kapasitas infiltrasi sumur resapan tergantung pada karakteristik tanah, kelembaban ataupun kedalaman muka air tanah. Jadi yang perlu diperhatikan di sini yaitu material yang dimasukkan dalam sumur resapan. Misalnya untuk tanah yang mudah sekali meloloskan air, maka material yang perlu dimasukkan yaitu material yang lebih halus, agar persediaan air di sumur resapan lebih awet.
  3. Ukuran luas bidang halaman. Untuk menentukan volume minimum sumur resapan yang akan dibuat, harus dilihat seberapa luas halaman/tempat tinggal. Hal ini untuk memperkirakan diameter sumur dan air yang mengalir melalui saluran input menuju sumur resapan.

Untuk mengurangi dampak buruk yang diakibatkan adanya sumur resapan seperti kualitas air yang menurun, maka dalam pembuatan sumur resapan perlu memperhatikan keseimbangan alam (3 hal di atas).

Kualitas air tanah menurun disebabkan masuknya air dari permukaan ke dalam tanah tanpa adanya filter alami. Masuknya air dari permukaan banyak membawa debut terlarut, yang makin lama akan menutupi pori-pori antara partikel tanah dan hal ini akan mengganggu permeabilitas (kemampuan meloloskan) tanah. Kestabilan tanah juga akan terganggu jika terlalu banyak rongga-rongga sumur resapan. Untuk itu perlu diatur banyaknya sumur resapan pada luas lahan tertentu.

Karena cara pembuatan sumur resapan ini sederhana, mudah dilaksanakan serta menghemat biaya, maka setiap rumah tempat tinggal, perkantoran, pertokoan, hotel maupun kawasan industri perlu dibangun sumur resapan air hujan, yang volume serta ukurannya disesuaikan dengan luas bidang masing-masing tempat, sehingga pada musim kemarau tidak akan kekurangan air.

[Tulisan ini pernah dimuat di Mingguan Swadesi Jakarta, 18 April 1993 dalam rubrik Desa Kita]