Divide et Impera

Penjajahan kolonial Belanda selama 350 tahun bercokol di Nusantara meninggalkan banyak warisan buruk kepada pemilik negeri yang indah ini salah satunya berupa politik adu domba dan divide et impera. Sejarah mencatat, kerajaan Mataram Islam tercerai berai akibat peran Kompeni dalam mempengaruhi tata pemerintahan Mataram saat itu dengan politik adu domba dan divide et impera-nya. Dan peristiwa sejarah di masa lalu itu bergulir kembali di depan mata kita sekarang ini. Aktor intelektual yang bermain di zaman ini adalah kesamaan kepentingan.

Siapa yang sangka, sehari sebelumnya Partai 23 dan Partai 31 menyatakan kalau mereka solid paling tidak sampai Oktober 2009 nanti. Tetapi, esok harinya ternyata mereka pecah kongsi. Di televisi rakyat bisa menyaksikan dagelan gaya mataraman yang tidak lucu, mereka saling klaim memajukan negeri ini.

Tidak jauh beda dengan caleg yang akan bertanding memperebutkan kursi di Pemilu bulan depan. Saksikan ulah mereka, baru dalam tahap memasang atribut partai/caleg sesama teman saja sudah berantem dan saling merusak atribut pihak lawan. Sungguh luar biasa banyak jumlah partai di negeri ini : 38 partai! Ah, seperti merk Puyer 38 saja. Semua itu karena politik warisan kompeni. Hebat benar politik adu domba dan devide et impera itu, Partai 2 yang di zaman orba sangat perkasa saja bisa berantakan menjadi puluhan partai. Semua ingin menikmati kue kekuasaan. Kalau semua ingin duduk di kursi empuk, terus rakyat dapat apa?

Pasca pemilu nanti perlu lebih diwaspadai, caleg picik yang tidak mendapatkan kursi akan mengamuk mengobrak-abrik tatanan, tidak mau menerima kekalahannya.

Kisah Cinta Sulaiman dan Bilqis

Judul buku: The Sacred Romance of King Sulaiman & Queen Sheba • Pengarang: Waheeda El-Humayra • Penerbit : Mizania, 2008 • Tebal  : 256 hal

Novel ini berkisah tentang cinta Nabi Sulaiman dan Bilqis (berarti permaisuri yang cantik, hal 102) yang diceritakan dengan sangat menarik oleh penulisnya. Pembaca tidak hanya diajak mengenal orang-orang besar di masa itu, tetapi juga dibawa menjelajahi peristiwa-peristiwa besar dan diseret ke dalam lorong waktu untuk merasakan suasana Jerusalem tiga ribu tahun yang lalu.

Saya cuplikkan surat cinta Ratu Sheba (Sulaiman memanggilnya dengan Bilqis) kepada Raja Sulaiman, setelah pertemuan mereka di Negeri Ursyalim. read more

Jika Bang Jack Jadi Presiden

Bursa Capres RI makin panas, setelah aktor kawakan Deddy Mizwar mendeklarasikan sebagai Capres RI lima tahun ke depan. Saya ingin mengajak Anda berandai-andai, jika Deddy Mizwar terpilih rakyat menjadi presiden kita. Dari sekian banyak peran yang pernah dilakonkan oleh Deddy Mizwar, kira-kira dapat menggambarkan bagaimana sepak terjang sang Presiden kita ini.

Dalam film Naga Bonar, diceritakan bahwa tokoh Naga Bonar adalah seorang pencopet yang mendapatkan kesempatan menyebut dirinya seorang Jenderal di pasukan kemerdekaan Indonesia pada saat pasukan pendudukan Jepang mundur pada tahun 1945 dan Belanda berusaha kembali menguasai daerah yang ditinggalkan tersebut. Pada awalnya Naga Bonar melakukan ini hanya sekedar untuk mendapatkan kemewahan hidup sebagai seorang Jenderal, akan tetapi pada akhirnya dia menjadi tentara yang sesungguhnya, dan memimpin kemenangan Indonesia dalam peperangan. Dalam film Naga Bonar Jadi 2 pada garis besarnya menceritakan kekeraskepalaan Naga Bonar untuk mempertahankan lahan perkebunan (di mana di sana juga terdapat makam istri, ibu dan temannya si Bujang) yang akan dijual Bonaga (anak Naga Bonar) kepada investor asing. Setelah tahu kalau investor asing itu perusahaan Jepang yang masih dianggapnya sebagai penjajah, Naga Bonar semakin berang saja dan mati-matian mempertahankan lahan perkebunannya. read more