(1)
Mbak-mbak atawa mas-mas yang berdiri di belakang kasir bertindak demikian lebay, meskipun yang ia lakukan itu sesuai betul dengan SOP yang ditetapkan oleh manajemen. Mulai dengan menyapa yang nada ramah, menawarkan menjadi member, menawarkan paket ini-itu sampai menawarkan nasi yang lebih sehat alias nasi organik dengan menambah sekian ratus rupiah. Di akhir pelayanan masih ada satu sapaan lagi: ada yang masih perlu dibantu? Jika kita menggelengkan kepala, ia akan menangkupkan kedua tangan di dada sambil berucap: selamat menikmati..
(2)
Sepasang remaja antri di depan kasir, bukan sibuk pesan makanan/minuman tetapi matanya sibuk mengamati gambar-gambar paket yang ditawarkan. Bahkan mereka saling berdebat mempertahankan keinginan masing-masing. Mereka cuek dengan orang yang antri di belakangnya. Toh, ternyata paket yang paling murah yang mereka pilih.
(3)
Ini perkara ambil sambal atawa saos. Heran, volumenya memenuhi piring. Seperti bubur sambal/saos. Nanti, ketika selesai makan, sambal/saos tersebut masih sisa sangat banyak dan itu artinya terbuang sia-sia.
(4)
Di sudut restoran – padahal pengunjungnya banyak – eh, ada yang buka laptop. Mumpung ada fasilitas free wifi. Mengerjakan tugas sekolah atawa kantor-kah mereka? Bukan. Lagi buka fesbuk. Restoran cepat saji mestinya diperuntukkan bagi orang yang terburu-buru, lha ini malah dimanfaatkan untuk duduk-duduk santai.
(5)
Di sudut yang lain, terdapat sepasang suami-istri dan anaknya yang masih balita. Sang suami terlihat nggak pesan makanan/minuman. O, ia menunggu anaknya selesai makan, sebab ia yang bertugas menghabiskan makanan anaknya itu. Wong sudah dibayar, yang kudu ditandaskan.
(6)
Jika Anda malas ke toko kaset/CD dan kebetulan berada di restoran cepat saji, belilah album lagu penyanyi favorit Anda karena di sana juga menjual aneka album CD. Sambil makan ayam, mendengarkan lagu-lagu terbaru.
(7)
Mau merayakan ulang tahun anak Anda? Restoran cepat saji siap memberikan pelayanan terbaiknya. Tinggal sesuaikan dengan bujet di dompet Anda.