Ngobyek

Peringatan dini: ibu rumah tangga dilarang membaca tulisan ini!

Pergi karena kerja, pulang karena cinta. Kalimat itu ia temukan di bak belakang sebuah truk yang melintas di tol Jakarta – Cikampek. Hebat! Siapa yang menemukan kalimat ajaib itu? Kalimat itu seperti mewakili dirinya, saban hari nglajo dari rumah ke tempat kerja.

Mumpung usia masih muda, katanya suatu ketika, ia mencari uang sebanyak-banyaknya. Prinsipnya jelas: kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Uang yang banyak akan datang dengan sendirinya ketika prinsip itu dijalankan dengan istiqamah. Memang rejeki sudah diatur oleh Gusti Allah, tapi rejeki nggak menghampiri. Ia perlu dijemput. Caranya ya dengan kerja keras.

Apa sih kerja keras? Kerja yang sungguh-sungguh: ada target yang mesti dicapai. Baginya, pergi karena kerja ya memang waktu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Ia – yang sudah bekerja belasan tahun – masih dalam posisi selevel kopral, makanya ia kerja keras. Waktu luangnya ia gunakan untuk ngobyek atawa bisnis sampingan, mencari penghasilan tambahan dengan cara yang cerdas dan halal. Nah, ketemu deh kerja cerdas.

Memang apa yang diobyekin olehnya? Banyak. Kebetulan ia punya teman dan kenalan yang sangat luas. Ia manfaatkan jaringan pertemanan itu. Kadangkala ia menjadi penghubung bisnis teman satu dengan teman lainnya, lalu ia mendapatkan komisi dari jasanya itu. Ya, ia ngobyek seputar pekerjaan-pekerjaan seperti itulah. Semua ia lakukan di luar jam kantor, makanya tak heran ia sering pulang malam.

Ia pulang karena cinta. Apalagi kalau bukan cinta kepada keluarganya: istri dan anak-anaknya. Ia ikhlas dalam bekerja. Berapa pun uang yang ia bawa dari hasil ngobyeknya, ia syukuri, ia nikmati bersama keluarga. Toh, semua yang ia dapat adalah harta yang halal belaka.

Ntar dulu Kyaine…. siapa sih si “IA” itu?

Ia adalah para lelaki yang punya mantra sakti pergi karena kerja, pulang karena cinta! Ia juga bisa berarti Anda – para suami – yang setia menafkahi keluarga, dengan harta dan cinta.

Ngobyek itu perlu.

Anda sebagai karyawan, tentu mendapatkan gaji rutin setiap bulan. Gaji tersebut Anda serahkan kepada istri Anda untuk dikelola selama sebulan penuh hingga nanti Anda menerima gaji lagi. Begitu seterusnya.

Cobalah untuk sesekali ngobyek (ingat! gunakan cara cerdas dan halal) agar Anda punya duit lanang atawa pegangan uang di luar gaji. Duit lanang dapat Anda gunakan untuk membayar kesenangan/hobi Anda seperti membeli buku, alat pancing, sepatu, sepeda, atawa apa pun yang menjadi keinginan, tanpa mengganggu bujet keluarga. Atawa jika nggak tega bersenang-senang sendiri, pulang dari tempat kerja belilah martabak Bangka untuk oleh-oleh orang di rumah. Atawa bikin kejutan mengajak keluarga makan di luar dan Anda yang menraktirnya. Akan timbul rasa kebanggaan sebagai seorang kepala rumah tangga

Asyik bukan? Tapi jangan lupa jaga kesehatan.

Artikel ini dipublikasikan pada tanggal 12.12.12 pukul 12:12