Suatu ketika Lila melontarkan sebuah pertanyaan: siapa nama ayah Umar bin Khattab? Saya diam sejenak. Rasa-rasanya saya belum pernah membaca atawa mempelajari silsilah Khalifah Umar bin Khattab. Pemahaman saya masih terbatas kepada silsilah Kanjeng Nabi saja, siapa nama bapak-ibunya, kakeknya, paman-pamannya, istri-istrinya dan putra-putrinya.
“Namanya ya… Khattab dong,” kata Lila lagi.
“Kalau ayahnya Abu Bakar as Sidiq, siapa hayo?” saya gantian bertanya.
dari: Memahami Sejarah Islam
Dikutip dari Biografi Abu Bakr As-Siddiq karya Haekal, nama Abu Bakr adalah Abdullah bin Abi Quhafah, dan Abu Quhafah ini pun nama sebenarnya Usman bin Amir, dan ibunya, Ummul-Khair, sebenarnya bernama Salma binti Sakhr bin Amir. Disebutkan juga, bahwa sebelum Islam ia bernama Abdul Ka’bah. Setelah masuk Islam oleh Rasulullah ia dipanggill Abdullah. Ada juga yang mengatakan bahwa tadinya ia bernama Atiq, karena dari pihak ibunya tak pernah ada anak laki-laki yang hidup. Lalu ibunya bernazar jika ia melahirkan anak laki-laki akan diberi nama Abdul Ka’bah dan akan disedekahkan kepada Ka’bah. Sesudah Abu Bakr hidup dan menjadi besar, ia diberi nama Atiq, seolah ia telah dibebaskan dari maut.
Tetapi sumber-sumber itu lebih jauh menyebutkan bahwa Atiq itu bukan namanya, melainkan suatu julukan karena warna kulitnya yang putih. Sumber yang lain lagi malah menyebutkan, bahwa ketika Aisyah putrinya ditanyai: mengapa Abu Bakr diberi nama Atiq ia menjawab: Rasulullah memandang kepadanya lalu katanya: Ini yang dibebaskan Allah dari neraka; atau karena suatu hari Abu Bakr datang bersama sahabat-sahabatnya lalu Rasulullah berkata: Barang siapa ingin melihat orang yang dibebaskan dari neraka lihatlah ini.
Mengenai gelar Abu Bakr yang dibawanya dalam hidup sehari-hari, ia dijuluki begitu karena ia orang yang paling dini (bakr berarti dini) dalam Islam dibanding dengan yang lain.