Mengisi waktu saat pesawat delay

Posisi saya saat tulisan ini saya bikin ada di ruang tunggu Bandara Solo. Jadwal terbang yang seharusnya jam 16.50 ditunda hingga jam 19.15 nanti. Pihak penerbangan sudah ngasih jatah tali asih berupa fried chicken plus air mineral. Ada beberapa penerbangan yang terlambat, sehingga ruang tunggu riuh rendah alih-alih tak terdengar gerutuan para penumpang.

Daripada bosen menunggu saya gunakan waktu yang ada untuk amati tingkah polah para penumpang. Beberapa di antaranya bolehlah saya bagikan di sini:

[1]

Seorang penumpang laki-laki kedapatan membawa korek api gas yang disimpan di saku celananya. Ia ngeyel kenapa tidak diperbolehkan membawa pemantik api semacam itu. Dengan sabar petugas AP menjelaskan peraturan penerbangan. Dari penampilannya, penumpang tersebut sepertinya orang terpelajar dan sudah biasa naik pesawat terbang. Saya tak tahu kelanjutan kejadian tersebut, namun yang saya lihat ketika melewati orang tersebut, istrinya diam-diam merekam kejadian dengan ponsel pintarnya dan barangkali akan diunggah ke yutub.

[2]

Seorang gadis berpenampilan masa kini (berkaos hitam, jins hitam juga, sepatu kets bermerk kondang dengan telinga disumpal dengan ear phone) sedang menikmati fried chicken sambil berdendang. Entah lagu apa yang sedang diputarnya. Tentu saja butiran nasi berhamburan dari mulutnya, lalu berbatuk-batuk. Nenek pernah bernasihat kalau sedang makan jangan berbicara apalagi bernyanyi.

[3]

Postur tubuh lelaki berusia 40an tahun itu tak begitu tinggi. Ia berdiri di depan TV ruang tunggu dengan tangan menggapai ke arah panel televisi. Saat itu tayangan pada saluran Trans7 yang menyajikan acara CCTV. Beberapa orang yang menonton tayangan tersebut tertawa ketika ada adegan lucu, termasuk saya. Lelaki yang tak begitu tinggi tangannya gagal meraih panel televisi. Ia tak putus asa, meminta tolong kepada orang yang lebih tinggi untuk memindahkan saluran ke Indosiar yang tengah tayangkan langsung sepakbola antara Arema Cronus melawan Sriwijaya FC yang kebetulan mereka tanding di Stadion Manahan Solo. Lelaki yang tak begitu tinggi itu begitu sangat menikmati pertandingan bola.

[4]

Sepasang suami istri yang baru masuk ruang tunggu menarik perhatian saya. Lelakinya sangat saya kenal (meskipun ia tak mengenal saya) sebab ia sering tampil di TV nasional. Clue-nya: ia politisi sekaligus legislator tingkat pusat, pengurus inti partai, dan dengar-dengar ia beristri tiga (sebuah kebiasaan yang juga dilakukan rekan-rekan separtainya). Perempuannya (entah ia ini istri yang nomer berapa) bergamis modis, cantik rupawan, berkaca mata hitam hampir menutup semua mukanya (hadeuh umi, please deh), tak mau duduk pada kursi yang ditunjuk oleh suaminya. Rasanya pasangan ini salah masuk ruang tunggu, sebab mutar-mutar cari petugas. Dan ketika bertemu petugas (di dekat tempat duduk saya) sang politikus bertanya di mana pintu masuk menuju pesawat GA. Lah? Bukannya penumpang GA sudah dipanggil dari tadi? Jangan-jangan pesawat GA yang nunggu politikus kita!

Sebetulnya masih banyak cerita yang bisa saya bagikan. Maaf, saya mau ke toilet dulu ya. Mau cuci tangan untuk menikmati fried chicken saya.