Menaklukkan macan

Jika Anda diberikan kesempatan penaklukkan seekor macan yang ganas, apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan menggunakan aneka senjata untuk melumpuhkannya bahkan membunuhnya? Atau Anda akan berbaik-baikan dengannya, sehingga ia akan manut kepada kemauan dan perintah Anda? Atau Anda akan maujud pawang?

Dalam penaklukan seekor macan, saya terkesan dengan cara yang ditempuh oleh seorang Pi dalam buku Life of Pi karya Yann Martel. Seekor macan yang diberi nama Richard Parker itu awalnya ganas dan menyerang Pi, dalam waktu 227 hari hidup bersama di dalam sekoci di tengah laut, akhirnya mereka seperti saling membutuhkan. Bahkan dengan tanpa rasa curiga satu dengan lainnya, Richard Parker dengan nyaman tidur di pangkuan Pi.

Dua cara penaklukan macan dilakukan oleh Pi, hingga ia akhirnya maujud pawang meski ia jalani dalam rentang waktu yang cukup lama.

***

Hingar-bingar Pilpres di negeri ini menurut saya mulai memuakkan. Mereka saling mengejek seperti pertikaian anak kecil. Tidak cerdas sama sekali, kekanak-kanakan.

Jagoanku hebat! Dia orang yang jelas keturunan siapa.

Lihat acungan jemarinya. Tahiyatnya lebih sempurna daripada milik pesaingnya.

Hanya ada satu pemimpin, satu perintah dan satu arah. Bukan plin-plan.

Dua adalah lambang harmoni kehidupan: ada bapak ada ibu, ada lelaki ada perempuan, ada suami ada istri.

Jelas sekali kemenangan ada di pihak kami, lihatlah V berarti Viva atau Victory.

***

Tokoh-tokoh tua mestinya tak usahlah ikut-ikutan perang di gelanggang. Mereka akan tewas mengenaskan seperti Resi Bhisma atau Drona.

Kenapa tidak maujud pawang saja?