Memilih Rhoma

Keinginan melakukan golput seperti pemilu-pemilu sebelumnya rasanya harus saya batalkan. Nekjika benar pak Jokowi nggak maju nyapres, sementara itu kalau Bang Haji Rhoma ikutan nyapres, saya akan meringankan kaki berjalan ke TPS. Apalagi kalau bukan ingin nyoblos gambar Bang Haji yang siapa tahu dengan ada satu tambahan suara dari saya, Bang Haji terpilih menjadi Presiden RI menggantikan SBY.

Hati saya mungkin akan tambah mantap menjatuhkan pilihan ke Bang Haji, seandainya cawapres yang mendampingi Bang Haji itu mantan presiden yang diusulkan oleh Anas Urbaningrum. Sebuah kombinasi yang super mantap, saya kira.

Dalam beberapa hari ini saya mendengarkan lagu-lagu Bang Haji melalui MP3 bajakan yang jumlahnya ratusan itu. Sebagian besar lagu Bang Haji berisi tausiah dengan tak melupakan tetap cinta kepada Indonesia. Ia juga sangat keras bersuara tentang kesenjangan miskin-kaya, anti korupsi, ganyang narkoba dan tentu saja tentang persatuan bangsa.

Jika ia terpilih menjadi presiden nanti, ia punya kuasa untuk mengejawantahkan syair lagu-lagunya ke dalam kebijakan dan tindakan. Tak hanya syair lagu yang saya sebutkan di atas tadi, Bang Haji juga menciptakan lagu cinta yang sangat indah dengan tetap menasihatkan cinta berdasarkan syariah.

Wakilnya, tentu tak diragukan lagi kemampuannya dalam memimpin Indonesia. Lagi pula, beliau bisa menjadi mentor politik yang mumpuni bagi Bang Haji bagaimana menjadi presiden yang baik dan benar itu.

Menurut prediksi saya, yang menjadi lawan nyapres Bang Haji nanti orangnya yang itu-itu saja. Dari dulu statusnya cuma capres/cawapres doang, belum pernah betul-betul jadi presiden atawa wapresnya. Nah, kalau Bang Haji mah baru sekali nyapres.

Lagi-lagi dengan syarat kalau Pak Jokowi nggak nyapres loh ya.

Bang Haji saya minta sedari sekarang tolong baca buku PPKN biar capres lain nggak ngledekin Bang Haji mulu. Terus terang saja saya nggak rela kalau Bang Haji jadi bulan-bulanan pengamat politik, capres lain dan media.

Maju terus Bang Haji!