Membayar hutang

Seseorang menemui saya dan menyodorkan amplop putih. Saya ragu menerimanya. Tapi ia semakin mendekatkan amplop itu ke arah saya sambil berkata, “aku bayar hutangku,  mas!”

Tak banyak sih, hanya seratus lima puluh ribu. Sesungguhnya saya sudah melupakan – tepatnya mengikhlaskan, perkara transaksi hutang dengannya lima tahun lalu.

“Bolehkah aku bercerita dengan bayar hutang, mas?” tanyanya kepada saya. Saya mengangguk. Dan ia pun mulai bercerita.

~oOo~

Beberapa kali dalam kesempatan melayat aku mendengar pesan dari keluarga marhum kepada para pelayat, yang memintakan maaf bagi marhum jika ada kesalahan dan jika marhum punya hutang agar para hadirin memberitahukan kepada keluarganya untuk diberesi hutang-hutang tersebut.

Mumpung masih punya waktu dalam kehidupanku, aku ingin melunasi hutang-hutangku, baik hutang kesalahan maupun hutang materi. Sebenarnya sih, hutang materiku tak banyak: ada kreditan motor yang dua bulan lagi lunas dan hutang di koperasi yang dipotong dari gaji bulananku. Akhir bulan ini, beres.

Aku ingat sebuah doa yang diajarkan Kanjeng Nabi untuk melepaskan diri dari hutang yang melilit kehidupan, bunyinya seperti ini:

Allahumma inni a’udzu bika min al-hamm wa al-hazan wa a’udzu bika min al-’ajz wa al-kasal wa a’udzu bika min al-jubn wa al-bukhl wa a’udzu bika min ghalabat al-dayn wa qahr al-rijal.

“Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari kesusahan dan kesedihan, aku berlindung kepada Engkau dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada Engkau dari kepengecutan dan kekikiran, dan aku berlindung kepada Engkau dari himpitan hutang dan paksaan orang.”

Ya, itulah keinginanku hari ini: membayar semua hutang! Ada hutang yang tak mungkin aku bayarkan, yakni hutang kebaikan orang lain. Namun, aku percaya Gusti Allah membayarnya lebih kepada pemberi kebaikan itu.

Nanti, ketika keluargaku bilang agar para pelayat memberitahu jika semasa hidupku ada tanggunggan hutang kepada mereka, aku harap tak ada satu orang pun yang mengklaim kalau aku meninggalkan sejumlah hutang, termasuk hutangku yang seratus lima puluh ribu ini, mas.