Memahami sejarah Islam

Suatu ketika Lila melontarkan sebuah pertanyaan: siapa nama ayah Umar bin Khattab? Saya diam sejenak. Rasa-rasanya saya belum pernah membaca atawa mempelajari silsilah Khalifah Umar bin Khattab. Pemahaman saya masih terbatas kepada silsilah Kanjeng Nabi saja, siapa nama bapak-ibunya, kakeknya, paman-pamannya, istri-istrinya dan putra-putrinya.

“Namanya ya… Khattab dong,” kata Lila lagi.

“Kalau ayahnya Abu Bakar as Sidiq, siapa hayo?” saya gantian bertanya.

~oOo~

Sejatinya, memahami sejarah Islam tidak melulu hanya pada perkara  mengetahui tokoh Islam jaman dulu dan peristiwa yang menyertainya, tetapi di balik itu semua ada hikmah dan pelajaran yang sangat banyak dan seakan tiada pernah habis-habisnya ketika dipelajari.  Di antara kita bahkan sudah hafal peristiwa isra’ mi’raj Rasulullah atawa perang Badar, tetapi hikmah yang bisa diambil dari peristiwa tersebut belum tentu terpahami dengan benar.

Di dalam Al Quran maupun Hadits banyak sekali contoh dan teladan yang baik maupun contoh perbuatan yang buruk. Contoh dan teladan yang baik mesti kita ikuti. Banyak sekali tokoh dalam sejarah Islam yang harus kita teladani. Untuk contoh-contoh yang tidak baik, janganlah kita tiru atawa tidak boleh kita ulangi lagi untuk berbuat yang sama.

Dengan memahami sejarah Islam, kita pun akan tahu dan yakin bahwa tidak ada nabi lagi setelah Rasulullah Muhammad SAW.

Rantai kerasulan dan kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku.
[Nabi Muhammad]