Mas Bowo

Di era 1984-an lalu, saya mempunyai seorang idola namanya Bowo. Dia ini adalah ikon Srimulat di era itu, yang tayang di TVRI Surabaya. Di panggung dia kerap didapuk sebagai seorang batur dan selalu dikuyo-kuyo oleh Bambang Gentolet, yang berperan jadi ndoro kakungnya. Mas Bowo (kini sudah almarhum) memiliki gaya yang khas, yakni bibirnya dibiarkan selalu ngowoh supaya terlihat tambah ndower, karena memang bibir bagian bawahnya tebal dan besar. Dari referensi yang saya baca, mas Bowo ini hidupnya sederhana, bahkan pernah menjadi sopir bemo di Surabaya. Dari hidup di embong karirnya sebagai seniman dimulai dengan membentuk grup lawak Ublik Yunior, sebelum  akhirnya bergabung dengan Srimulat di tahun 1980 sampai tahun 2006.

Sekarang, saya mempunyai idola yang baru namanya Bowo juga. Sejak tahun lalu, wajah mas Bowo yang ini setiap saat muncul di TV. Tidak lama kemudian, saya dikejutkan oleh burung Rajawali nan perkasa yang terbang membelah angkasa nusantara mengitari persawahan hijau-kuning yang membentang luas, gunung-gunung menjulang tinggi serta samudera biru penuh dengan kekayaan hayati. Dan burung rajawali itu ternyata milik mas Bowo.  

Dalam ajaran Jawa ada ungkapan Ajining dhiri dumunung ana ing lathi, ajining raga ana ing busana artinya kepribadian yang murni ada dalam hati, penampilan mencerminkan kepribadian.

Akhirnya, setiap hari telinga saya akrab dengan suara-suara menggelegar milik mas Bowo dengan penampilan baju yang model dan warnanya yang itu-itu saja. Cara berpakaian mas Bowo tersebut mengingatkan saya kepada penampilan Bung Karno, Bung Hatta, Tan Malaka, atau Sjahrir yang sering saya lihat di gambar-gambar buku sejarah dan film dokumenter. Bahkan, pakaian para pendiri bangsa itu kerap sama dengan sopir pribadinya. Sebuah kesederhanaan yang patut diteladani. Dan sepertinya, mas Bowo ingin seperti mereka.

Mas Bowo sekarang lagi naik panggung, bukan panggung Srimulat tapi panggung politik – yang lucunya melebihi Srimulat. Lucu dan mengecewakan hati saya, kok idola saya ini mau saja didapuk menjadi calon orang nomor dua, dijadikan batur belaka.

_________________________________________
Mosok bature luwih sugih tinimbang ndorone ya?