Lolongan pria (yang mulai) tua

Serial Cerita Pemilik Bulan Juli #5

Kulihat wajahku letih dan tua, tapi aku berusaha tertawa. Anggap hidup hanya sandiwara, yang kan berakhir segera – Lolong [Ebiet G. Ade]

Balai Desa sudah penuh sesak. Malam itu ada acara halal bihalal yang diselenggarakan oleh Pemuda Desa. Saat itu tahun 1981, saya masih kelas 1 SMA di mana panitia seksi sibuk kebanyakan pemuda di usia SMA. Saya sendiri didapuk untuk laden snack yang telah dibungkus plastik (sepertinya waktu itu belum model kardus).

***

Pensi malam itu sungguh semarak. Pemuda yang mempunyai bakat dan ingin tampil, jauh-jauh hari sudah berlatih agar saat di panggul tidak banyak kesalahan yang dibuat. Salah satu penampil yang saya ingat sampai sekarang namanya mas Kenthut, sosoknya jangkung dan pandai bermain gitar.

“Gitaran lagu ini sangat sulit,” ucapnya ketika saya bermain ke rumahnya yang hanya berjarak sepelemparan batu.

Saya kenal betul dengan lagu yang disebut mas Kenthut itu: Lolong-nya Ebiet G. Ade yang sedang populer di radio-radio Solo Raya. Bapak juga telah membelikan kaset Camelia III yang di dalamnya ada lagu Lolong itu.

Mas Kenthut masih asyik berlatih menyanyikan lagu itu dengan gitarnya. Sesekali ia coretkan di kertas chord yang ia temukan. Kadang ia diam sejenak untuk menghisap dalam-dalam kreteknya.

“Lagu ini menceritakan tentang keindahan alam di Desa Lolong yang dihiasi aliran Sungai Sengkarang yang airnya jernih, bisa untuk bercermin,” ujarnya sambil menghembuskan asap dari mulutnya.

***

Tepuk tangan memekakkan telinga. Beberapa mulut meneriakkan nama Kethut. Ya, malam itu mas Kenthut sukses menyanyikan Lolong di atas panggung.

Sampai hari ini jika terdengar lagu Lolong saya selalu teringat mas Kenthut yang menyanyikan lagu itu. Kadang saat bercermin saya sambil berdendang lirih kulihat wajahku letih dan tua, tapi aku berusaha tertawa, anggap hidup hanya sandiwara, yang kan berakhir segera.

Kemudian saya melakukan senam wajah ringan, siapa tahu bisa untuk mengurangi kerut-kerut tua di sana. Bismillah,  urip bakalan terus mlaku bebarengan karo wektu.