Tumpukan map di meja saya buka satu per satu. Setiap sore sebelum pulang, Lastri selalu menyiapkan beberapa dokumen yang harus saya tanda tangani esok harinya. Saya teliti, ada dua draft surat yang janggal. Weladalah, tumben Lastri membuat kesalahan yang sepele tapi bisa fatal akibatnya. Ah, jangan-jangan ini terkait dengan wajah cemberutnya kemarin.
Pagi-pagi begini sebetulnya malas bagi saya untuk memberikan kuliah kepada anak buah yang melakukan kesalahan. Bisa dibayangkan kalau anak buah sebelum berangkat ke kantor sudah memendam persoalan di rumahnya, lalu sesampainya di kantor kena semprot atasannya. Bisa jadi dunia kiamat baginya. Ya, paling tidak menunggu sampai suasana hati terbaur dengan ritme kerja di kantor.
Pucuk dicita ulam tiba. Tanpa saya panggil Lastri datang ke ruangan saya.
Lastri : Maaf pak, sepertinya draft surat kemarin ada yang salah
Saya : (saya pandangi wajahnya untuk menyelidik suasana hatinya). Iyo, iki ana sing salah, belum tak tanda tangani. Piye kok bisa salah. Sepele toh iki.
Lastri : Inggih pak. Segera saya perbaiki. (Lastri melakukan salah ketik, seharusnya 170.000.000 tetapi diketik 17.000.000)
Saya : Ntar dulu toh. Sebetulnya kamu lagi ada persoalan apa. Kok sejak kamis kemarin kamu suntrut mulu pembawaannya. Lagi jatuh cinta?
Lastri : Campur aduk, pak!
Saya : Campur aduk piye karepmu?
Lastri : Lagi kangen pada seseorang pak…
Saya : Ha..ha..ha.. (ih, saya kok norak banget ya ada orang yang lagi kangen malah diketawain). Ya..ya.. kamu masih ingat kata saya kemarin tentang jatuh cinta?
Lastri : Masih pak. “Kalau kamu cinta pada seseorang jangan dirahasiakan. Masalah serumit cinta jangan disimpan di hati, utarakan saja. Bisa hancur hatimu nanti”.
Saya : Jatuh cinta memang selalu menyiksa, tapi banyak yang suka. Lha, kalau kamu rindu kenapa nggak dinikmati saja sambil mendengarkan lagunya Evi Tamala. Nyiamik tenan kuwi!
Lastri : Obat rindu bukannya harus ketemu pak?
Saya : Betul itu. Tapi kalau pacarmu nun jauh di mata, bagaimana? Kosik..kosik… ngomong-ngomong siapa sih cowok yang mampu meluluhlantakkan hatimu?
Jeda dulu. Anda harus tahu sedikit deskripsi tentang Lastri. Wajahnya mirip dengan bintang film Tika Putri. Banyak cowok yang tidak berani mengungkapkan isi hatinya langsung kepada Lastri, padahal 4 kriteria menjadi seorang istri Lastri punya semua: cantik, jelas bibit-bobot-bebednya, berharta dan taat beragama. Bahkan sekarang lagi mengambil program studi S-2. Kurangnya apa coba?
Lastri : Anu pak.. itu loh… si.. eh.. eh… (dia garuk-garuk kepala sambil nyengir)
Saya : *&**@@34!!)()?? Buszzzzzzzzzzz…!!!
Lastri : Bapak kenal kok dengan dia..
Dering extension di meja saya berbunyi. Lastri mengangkat gagang telepon.
Lastri : Tamunya sudah datang, pak!
Saya segera menuju ruang tamu, dengan hati yang masih diliputi rasa penasaran karena pertanyaan saya belum dijawab oleh Lastri.
Note: Artikel ini pernah tayang di Oktober 2009.