Nasihat orang tua di hari Kemis Paing.
Cinta itu buta, katanya. Kata siapa? Kata para pujangga, sih. Kalau kata Gombloh, kalau cinta sudah melekat, tai kucing rasa coklat, di dalam salah satu lagunya. Karena terlalu cinta, sumbu api cemburu di hati pun sangat pendek. Begitu tersulut api, langsung meledak. Pikiran kalut, jantung berdetak tidak teratur, dan semua yang dilihat jadi tiak sempurna di matanya. Akhirnya, tai kucing bener-bener tai kucing bahkan lebih bau dari aroma aslinya.
Kalau sudah cemburu mau apalagi? Tidak ada larangan untuk cemburu. Salah satu fitrah manusia diberi cemburu. Tetapi, apa pun kalau berlebih tidak bagus. Semua harus ada takaran dan ukurannya, termasuk dalam hal cemburu.
Tidak semua orang bisa mengelola cemburu di hatinya. Memang sangat sulit menyeimbangkan perasaan di hati dan pikiran. Masing-masing mempunyai tingkat sensitivitas cemburu. Kalau orang mempunyai tingkat sensitivitas rendah, tidak gampang cemburu tetapi sebaliknya yang tingkat sensivitasnya tinggi, semua yang dilakukan oleh orang yang dicintai itu membuatnya cemburu. Lagi musim cemburu, katanya.
Kasihan juga dengan orang yang mempunyai tingkat sensivitas cemburu yang tinggi ini. Hidupnya tidak tenang, setiap saat dihantui rasa akan kehilangan. Di hati orang semacam ini perlu adanya manajemen untuk mengelola cemburu.
Caranya? Ada beberapa tips yang bisa dilakukan: hirup nafas dalam hitungan 10 keluarkan dalam hitungan 12. Lakukan dalam 3 tarikan dan hembuskan dengan memejamkan mata. Jangan lupa bayangkan hal-hal yang menyenangkan yang pernah Anda lakukan berdua dengannya. Katakan kepada nurani Anda, aku telah berprasangka buruk terhadapnya… hilanglah prasangka itu… hilang….hilang….
Tips berikutnya, rileks-kan pikiran, tersenyumlah untuk diri Anda sendiri. Yakinkan, bahwa cinta Anda mampu mengusir cemburu. Sekarang Anda sudah tenang. Indikatornya, nafas Anda sudah teratur, hati sudah jernih, dan emosi sudah enyah dari perasaan Anda.
Ajak dia bicara baik-baik untuk mengkonfirmasikan cemburu Anda. Bersyukurlah jika cemburu Anda tidak terbukti. Jika pun terbukti, Anda sudah siap untuk tidak meledak-ledak. Instropeksi diri, apa ada yang salah pada diri Anda.
Terakhir, bikin komitmen dengan si dia, untuk memperbaiki sikap yang membuat masing-masing merasa cemburu. Perlu belajar untuk mengelola cemburu, karena tidak bisa dilakukan secara instan.
Ingat, salah mengelola cemburu bisa fatal akibatnya: putus cinta. Ih… ngeri!!!