Kudeta Mekkah

Judul buku: Kudeta Mekkah • Penulis: Yaroslav Trofimov • Penerbit: Alvabet (cetakan 4, Januari 2011) • Tebal: 368 hal + xii.

Pada 20 November 1979, bertepatan dengan awal Muharram 1400 H, sebuah peristiwa besar terjadi di Kota Suci Mekkah. Sekelompok orang bersenjata pimpinan Juhaiman al-Utaibi, seorang Islamis radikal, menguasai Masjid al-Haram. Mereka memprotes kebobrokan pemerintah Arab Saudi dan aliansinya dengan Barat. Di tempat paling suci bagi kaum Muslim itu, baku tembak antara pengikut Juhaiman dengan tentara Saudi tak terelakkan. Dan, gejolak politik di Tanah Suci pun meledak.

Mulanya, tentara Arab Saudi dibuat keteteran oleh perlawanan Juhaiman dan pengikutnya. Tetapi akhirnya, dengan bantuan pimpinan militer Prancis, tentara Saudi berhasil melumpuhkan kelompok “pemberontak”. Juhaiman dan pengikutnya yang tertangkap hidup-hidup lalu dipenggal kepalanya – eksekusi dilaksanakan di beberapa kota di Arab Saudi sebagai peringatan bagi siapa pun yang berniat makar terhadap pemerintah. Merujuk fatwa para ulama berpengaruh, pemerintah Saudi mendakwa mereka melakukan tindakan sesat: mendeklarasikan munculnya Imam Mahdi, yang tewas dalam pertempuran itu, sebagai penyelamat dunia; serta menguasai dan menjadikan Masjid al-Haram sebagai medan pertempuran dan kekerasan, padahal tegas dilarang oleh agama.

Peristiwa itu menjadi bagian penting dari sejarah modern kota Mekkah. Meski demikian, kebanyakan orang, terutama kaum Muslim sendiri, tak paham benar apa yang sejatinya terjadi. Maklum, pada saat itu pemerintah Saudi melarang keras media massa meliput dan memberitakannya. Tak hanya itu, jaringan telepon, telegram, dan surat-menyurat pun diputus. Alhasil, tak ada celah untuk dapat mengakses peristiwa itu dari luar tempat kejadian.

Dua puluh tahun kemudian, tepatnya tahun 2006, Yaroslav Trofimov berusaha menyusun kembali serpihan sejarah “akbar” itu. Untuk menyibak detail peristiwa yang tak terkuak khalayak, Trofimov memburu sumber-sumber penting dan terpercaya, antara lain: pelaku “gerakan 1979” yang masih hidup; Paul Barril, kepala misi pasukan Prancis saat itu; tentara Arab Saudi; Perpustakaan British, satu-satunya tempat di Eropa yang menyimpan pelbagai surat kabar Saudi tahun 1979; arsip pemerintah AS dan Inggris yang berisi laporan rahasia dari para diplomat dan mata-mata; serta CIA dan British Foreign Office.

Pengamat politik dan sejarawan menganggap kejadian itu sebagai insiden lokal semata serta tak bersangkut-paut dengan peristiwa internasional yang belakangan merebak: terorisme. Tetapi penulis buku ini, Yaroslav Trofimov, berpendapat sebaliknya. Menurutnya, peristiwa 1979 merupakan akar sejarah gerakan terorisme global, terutama yang dimotori al-Qaeda. Siapa dan di mana Osama Bin Laden kala itu, sehingga petinggi al-Qaeda ini dihubungkaitkan dengan peristiwa tersebut? Bukankah saat kejadian itu keluarga besar Bin Laden berada dalam barisan pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang mendukung penumpasan gerakan 1979?

~oOo~

Trofimov merekam sebuah insiden yang tak terpublikasi di Barat: kekerasan pengambilalihan tempat tersuci umat Islam oleh kaum Muslim fundamentalis pada 1979. Trofimov begitu ahli dalam merangkai cerita sejarah, memadukan teologi mesianistik dengan kekerasan pada tempatnya, serta sangat berani dalam membongkar praktik korupsi yang sangat parah dari suatu negara fengan komplisitas institusi agama. trofimov dengan tepat menunjukkan masalah-masalah regional yang akut, dengan reaksi abadi terhadap perang melawan teror. Pembaca awam akan sangat terbantu oleh buku ini untuk memahami kaum fundamentalis Muslim dalam kaitannya dengan terorisme. – Publisher Weekly