Sekira ada kali lima tahunan saya tidak bertemu dengan mas Purwo. Kemarin kami bertemu dalam suatu acara seremonial tempat ia bekerja dan kebetulan saya mendapatkan undangan untuk hadir di sana. Saya melihat prejengan mas Purwo yang semakin muda saja. Lelaki 48 tahun itu terlihat seperti baru berumur 35 tahun.
“Rahasianya apa mas?” tanya saya setelah ngalor-ngidul menceritakan kabar masing-masing. Ia tersenyum. Konon, sudah belasan orang yang mengajukan pertanyaan seperti saya kepadanya. “Mengosongkan pikiran!” jawabnya singkat.
Tentu saja saya mengejar pernyataannya itu, hawong saya penasaran banget je.
“Sampeyan pernah mendengar kata bijak kosong adalah isi, isi adalah kosong?” tanyanya sejurus kemudian. Saya mengingat-ingat.
“Sepertinya pernah mas. Kalau nggak salah ada di film Kera Sakti, tapi saya nggak dong apa maknane pernyataan itu,” jawab saya.
“Begini ….” ia mulai memberi sesorah kepada saya. “Tak cukup waktu memberikan ulasan di sini, kapan-kapan sampeyan datang ke padepokanku. Sampeyan pernah lihat film Kungfu Panda?”
“Inggih!” jawab saya singkat. Pikiran saya mereka-reka ke mana arah bicara mas Purwo.
“Masih ingat ending film tersebut?” tanyanya lagi.
“Kungfu Panda mendapatkan selembar kertas kosong?” jawab saya.
“Benar!” katanya. Lalu ia melanjutkan kata-katanya, “tidak semua yang diperhitungkan bisa dihitung, dan tidak semua yang bisa dihitung dapat diperhitungkan.”
Saya makin bingung.
Mas Purwo kembali berbicara, “Siapa yang ingin kaya, banyak-banyaklah memberi dengan setulus hati. Siapa yang ingin pintar, banyak-banyaklah ia mengajar. Siapa yang ingin dikasihi, berikan sebanyak-banyaknya kasih dan sayang yang dimilikinya kepada sesama, dan siapa yang ingin bahagia, bahagiakanlah sebanyak-banyak sesama.”
“Bukankah itu isi Jimat Jamus Kalimasada milik Pandawa, mas?” tanya saya, masih bingung.
Note: pembicaraan saya dengan mas Purwo belum menyentuh kepada rahasia awet mudanya (bersambung)