Kontak Jodoh = On/Off

Dalam rubrik Kontak Jodoh sebuah koran hari Minggu:

Gadis, 37, 155/47, sarjana, karyawati, cantik, menarik, keibuan, baik, jujur, setia, tanggung jawab, penyayang, perhatian, pengertian, humoris, tidak materialistis, apa adanya, sehat jasmani rohani, senang baca, musik, serius, siap nikah.

Mendambakan jejaka/duda tanpa anak, 38 – 48 th, 165/seimbang, SLTA/S-1, kerja tetap/BUMN/swasta/wiraswasta, mandiri, mapan, baik, sabar, jujur, setia, tanggung jawab, penyayang, perhatian, pengertian, terbuka, humoris, tidak merokok/molimo, menerima apa adanya, serius, siap nikah.

Urusan jodoh sama misteriusnya dengan ajal dan rejeki. Sementara kalangan berpendapat ketiga hal tersebut mutlak urusan Tuhan. Pendapat lainnya, memang benar kalau jodoh, ajal dan rejeki itu urusan Tuhan, tetapi manusia diberi hak untuk mencari jodoh dan rejeki atau menghindari ajalnya. Hak prerogatif tetap di bawah kendali Tuhan.

Kalau iklan di atas dibaca lagi, si Gadis itu kurangnya apa coba? Gadis itu pasti impian setiap pria. Tapi, kenapa sampai umur 37 belum juga menemukan jodohnya? Kemudian, ia mendambakan pria dengan ciri-ciri yang sempurna. Seandainya si Gadis itu mendapatkan pria seperti yang didambakannya, akan bahagiakah rumah tangga mereka nanti? Semoga saja begitu.

Dan ikhlaskan hati kita untuk berdoa, semoga pula hari ini ia mendapatkan jodohnya.