Kisah Cinta Sulaiman dan Bilqis

Judul buku: The Sacred Romance of King Sulaiman & Queen Sheba • Pengarang: Waheeda El-Humayra • Penerbit : Mizania, 2008 • Tebal  : 256 hal

Novel ini berkisah tentang cinta Nabi Sulaiman dan Bilqis (berarti permaisuri yang cantik, hal 102) yang diceritakan dengan sangat menarik oleh penulisnya. Pembaca tidak hanya diajak mengenal orang-orang besar di masa itu, tetapi juga dibawa menjelajahi peristiwa-peristiwa besar dan diseret ke dalam lorong waktu untuk merasakan suasana Jerusalem tiga ribu tahun yang lalu.

Saya cuplikkan surat cinta Ratu Sheba (Sulaiman memanggilnya dengan Bilqis) kepada Raja Sulaiman, setelah pertemuan mereka di Negeri Ursyalim.

Dengan Nama Allah Yang Esa. Surat ini hanya goresan tinta hitamku, saat datang sunyi, saat kuterkenang engkau begitu saja … entah kenapa … Mungkin ada rahasia di antara kita, meski entah apa …Sebab sejak kutinggalkan negerimu,satu, dua, tiga … bilangan angka sibuk mengganti hariku yang suram.Mungkin karena kau telah hadir di hatiku, dan membangun sebuah tugu harapan yang meminta kerelaanku untuk mengabdi. Wahai Sulaiman! Dengarkanlah! Kukatakan sekarang, bahwa aku, perempuan yang kau sebut sebagai Bilqis Ratu Saba’, menerima permintaanmu di waktu itu. Datanglah ke negeriku … Datanglah bukan sebagai janji, terpaksa, ataupun dengan membuat lamunan kelam yang tersedu lirih, seperti yang kulihat darimu kala melepas kepergianku. Namun, datanglah sebagai pengantin lelakiku karena aku selalu ada menantimu. Kukirim surat cinta ini walau tanpa alamat. Kutitipkan lewat rindu burung merpati yang terbang tinggi ke negerimu. Semoga Allah menunjukkan jalan kepadanya sehingga surat ini dapat kau baca sebagai kabar gembira, insya Allah. Di sini, di Saba’eeya, aku menanti …

Pada saat Ratu Sheba menerima pinangan Sulaiman, ia sedang menghadapi guncangan di negerinya yang sedang terjangkit wabah kolera. Ribuan rakyatnya menjadi korban. Dewa matahari yang menjadi sembahan mereka, tidak bisa menolong mereka meskipun beberapa kali diadakan upacara puja-puji kepada Dewa Matahari. Nanti, ketika Bilqis bertemu dengan Sulaiman, Bilqis dan semua rakyatnya meninggalkan Dewa Matahari dan mengakui kenabian Sulaiman serta mengikuti agama yang dibawa Nabi Sulaiman.

Penulis menuturkan cerita ini sebagai Lahela, peñata rias kesayangan Ratu Sheba. Cerita romantisme Lahela yang terpisah selama Sembilan tahun dengan Harb, suaminya juga menghiasi buku ini.

Cerita makin seru, ketika ada segelintir pejabat Negeri Ursyalim yang menyambut dingin kehadiran Bilqis di istana Sulaiman itu. Di sisi lain, Sulaiman dihadapkan pada kedengkian Absyalum, abang tertuanya yang berambisi menggantikan Daud sebagai  Raja Ursyalim. Pemberontakan terjadi. Sulaiman dan Bilqis pun hidup di pengasingan dalam sebuah cinta yang tak terpisahkan. Kisah yang mengharukan tentang cinta, kesetiaan dan pengorbanan.