Ketika Mas Bond menangis


Sebagai penggemar film James Bond (JB) 007, menurut saya, Skyfall adalah film Bond terbaik. Konflik batin para tokohnya lumayan nendang, hal ini berbeda jika dibandingkan dengan cerita-cerita JB sebelumnya. Saya ceritakan sedikit di bagian satu jam terakhir film Skyfall, di mana Mas Bond menangis (baca berlinang air mata).

Dengan mengendarai sedan Aston Martin DB5 (mobil jenis yang sama juga pernah dipakai oleh Sean Connery dalam produksi film JB tahun 1967, Goldfinger) bernopol BMT 216A, JB mengajak M ke Skyfall – sebuah range milik orang tua JB di mana masa kecil dihabiskan di sana sampai kedua orang tuanya meninggal. Di sana tinggal pakliknya JB, Kincade.

Hmm, adegan berikutnya mengingatkan saya pada film Home Alone dan sekuelnya. JB dan pakliknya dengan dibantu oleh M, memasang aneka jebakan untuk Raoul Silva (mantan agen M16) dan kawan-kawannya yang akan membunuh JB dan M. Di Skyfall, JB sedikit menggunakan senjata super canggih, nggak seperti biasanya yang sering memamerkan gadget supercanggih. Di rumah jebakan ia hanya mengandalkan senjata tua peninggalan ayahnya, bom-bom bikinan M yang terbuat dari pecahan lampu bohlam, dan dua tabung gas yang tersimpan di gudang tua, serta sebilah belati.

Setelah dinyatakan hilang dan mati pada operasi intelejen di Istanbul, Turki (JB tertembak rekan kerjanya sendiri), JB muncul di rumah M setelah ia mengetahui kantornya dibom oleh seseorang. M memerintahkan kembali kepada JB untuk menangkap pelaku pengeboman. JB sudah kelihatan tua, dengan jambang yang dibiarkan tidak tercukur rapi. Ia harus menjalani tes fisik ulang sebelum kembali menjadi agen. Hasil tes JB sangat buruk (salah satunya nggak jitu lagi dalam menembak), namun M menyatakan ia lulus tes. Tapi itulah salah satu sisi manusiawi JB yang diungkap dalam Skyfall. Tak hanya JB, Raoul Silva juga tampil sebagai manusia yang utuh.

Pertempuran antara JB dan musuhnya hakekatnya konflik  internal di kantor agen rahasia yang dipimpin oleh Nyonya M, yakni sang mantan agen M16 menaruh dendam kepada M. Bukan film JB kalau nggak ada yang hancur, termasuk rumah peninggalan orang tua JB (mobil-mobil idaman saya seperti Audi, Land Rover Defender dan beberapa VW Beettles juga dibikin hancur oleh Mas Bond). Pakliknya JB menuntun M ke kapel keluarga, melalui lorong rahasia. Namun, Raoul Silva dapat mengendus keberadaan mereka.

Pada saat yang kritis, ketika Raoul Silva menodongkan pistol ke arah M dan ia sendiri, datang JB. Raoul Silva tersungkur dan tewas, karena belati JB menancap di punggungnya.

Di pangkuan JB, Nyonya M mengembuskan nafas terakhirnya. Mas Bond pun menangis. Meskipun tanpa ekspresi duka yang dalam. Padahal saya sudah menyiapkan selembar tisu. Aha, aksi Mas Bond kali ini terdapat nilai-nilai lebih yang disajikan oleh Sam Mendes, sang sutradara, bukan sekedar menembak dan menghajar musuhnya. Di Skyfall ada cerita tentang masa lalu yang gelap, persahabatan, kesetiaan dan sekaligus pengkhianatan. Adegan asyik-masyuk yang menjadi ciri khas JB, di Skyfall cuma sak maknyuk saja.