India #7: I am Kalam

Title: I am Kalam • Directed by: Nila Madhab Panda • Starring: Harsh Mayar, Gulshan Grover, Dharmveer Jakhar, Pitobash Tripathy, Beatrice Ordeix • Release: 2011

Film I am Kalam merupakan kisah perjuangan seorang anak miskin dalam mengejar mimpinya. Kisah heroik semacam ini jamak ditemui di negara-negara berkembang yang timpang kehidupan antara si kaya dan si miskin.

Tokoh kita bernama Chhotu, anak yang berasal dari kampung miskin mencoba mengadu nasib di kota besar, kehidupannya melampaui batas-batas realitas.  Ia diantar oleh ibunya ke kota dan dititipkan kepada Bhati, kerabat ibunya yang mempunyai kedai makanan yang terletak di pinggir jalan raya tak jauh dari sebuah istana sekaligus yang dilengkapi semacam guest house/motel yang disewa oleh orang-orang asing.

Chhotu saban hari bekerja di kedai pamannya itu, mulai dari mencuci piring sampai menyajikan makanan untuk para pembeli. Sebagai anak yang cerdas, Chhotu begitu cepat menyerap ilmu membuat teh yang nikmatnya persis sama dengan resep yang dibikin pamannya. Atau dengan pengetahuannya terhadap pengobatan herbal, ia sembuhkan luka kaki onta milik pamannya.

Setiap pagi dan sore ia selalu melihat bus sekolah yang berhenti di depan kedai pamannya. Bus sekolah berhenti di sana untuk menjemput Pangeran Ranvijay Singh yang bersekolah di kota. Pangeran muda tersebut selalu diantar oleh pengasuhnya. Chhotu bercita-cita ingin bersekolah seperti sang pangeran.

Pada suatu hari, TV di kedai pamannya menayangkan kegiatan presiden India Dr. APJ Abdul Kalam (ia berkuasa tahun 2002 – 2007). Chhotu sangat mengagumi presiden yang ilmuwan dan insinyur India terkemuka itu. Abdul Kalam bercita-cita rakyat India bangkit dari kemiskinan dan kebodohan untuk mencapai berbagai puncak prestasi. Karena begitu kagum kepada presidennya itu, Chhotu mengganti namanya menjadi Kalam. Ia minta semua orang memanggilnya dengan Kalam. Bahkan model rambutnya mengikuti gaya potongan rambut Presiden Abdul Kalam.

Kalam setiap hari mengantar teh buatannya untuk para tamu di motel di istana sebelah kedai pamannya. Nasib mempertemukannya dengan Pangeran Ranvijay Singh. Sejak saat itu mereka bersahabat. Kalam yang haus akan ilmu seperti mendapatkan air segar pengetahuan dari buku-buku yang diberikan sahabatnya yang kaya tersebut. Mereka membuat kesepakatan untuk saling mengajari: Kalam mengajar bahasa Hindi kepada pangeran, sebaliknya pangeran mengajar bahasa Inggris kepada Kalam.

Persahabatan keduanya berbuah manis. Kalam bisa bersekolah bersama-sama sang pangeran.