Ibu Kunti yang tegar

Bunda Ly, karya Empu Vyan RH

Dewi Kunti adalah ibu para Pandawa, juga ibu dari Adipati Karna. Sebagian masa kecil Kunti – yang aslinya bernama Pritha itu, pernah diceritakan di sini.

Sedari kecilnya Kunti memang sudah disayang oleh para dewata. Selain memiliki kecerdasan, Kunti juga sudah memiliki tanda-tanda sebagai pengayom dunia. Saking sayangnya para dewata kepadanya, ketika ia merapal sebuah mantra memanggil Dewa Surya yang menyebabkan ia mengandung Karna – sementara ia belum bersuami, para dewa sepakat untuk menjaga agar Kunti tetap menjadi perawan suci, yaitu dengan cara operasi bedah cesar, namun para pujangga menceritakan dengan versi mereka kalau bayi Karna dilahirkan melalui telinga Kunti.

Sesungguhnya, kisah kelahiran hingga membuang Karna dengan cara melarungkan ke aliran sungai tersebut jadi awal mula penderitaan Kunti yang harus ia tanggung dalam kehidupan Kunti selanjutnya. Hal itu bukan kutukan dewata, namun para dewata sengaja menempa mental  dan semangat Kunti menjadi sekuat baja dengan memberikan berbagai macam penderitaan dan cobaan sepanjang penghidupannya kelak.

Kunti dinikahi oleh Pandu, raja Hastinapura. Sayangnya, Pandu memikul sebuah kutukan yakni ia akan mati nekjika berhubungan intim dengan pasangannya. Itulah penderitaan Kunti selanjutnya, meskipun ia telah menikah dengan Pandu tetapi ia tak bisa mendapatkan kebahagiaan dalam berumah tangga. Cobaan bagi Kunti selanjutnya adalah ketika mendapati suaminya itu mulai sakit-sakitan, yang menyebabkan pemerintahan Hastinapura berantakan.

Situasi semacam itu dimanfaatkan oleh Patih Sengkuni memainkan konspirasi politiknya agar ia bisa mengendalikan pemerintahan Hastinapura. Melalui Resi Bisma, ia meminta agar Pandu menikahi Madrim untuk mendapatkan putra mahkota. Kunti yang waskita mencium gelagat buruk Sengkuni dan menyampaikan kepada Pandu kalau ia bisa hamil tanpa melakukan hubungan suami istri karena ia mempunyai sebuah mantra yang diberikan oleh Resi Durwasa. Dari rahimnya nantilah akan lahir putra mahkota yang akan meneruskan keturunan Pandu. Tentu saja, Pandu setuju atas saran Kunti tersebut.

Kunti pun bersemedi dan merapal mantra warisan Resi Durwasa. Ia memanggil Bathara Yamadipati dewa yang mempunyai kekuatan untuk menghidupmatikan makhluk di bumi, ia juga memanggil Bathara Bayu, dewa yang bertugas menyingkirkan kotoran-kotoran dunia. Pun ia memanggil Bathara Indra, dewa yang murah hati dalam memberikan anugerah kepada alam semesta. Maka, lahirlah putra-putra Pandu dari rahim Kunti: Yudhistira, Bima dan Arjuna. Sayangnya, para pujangga nggak menceritakan dari mana ketiga putra Kunti tersebut lahir.

Ternyata kelahiran ketiga putra Kunti membuat Madrim berduka. Lagi-lagi Kunti menunjukkan kebesaran jiwanya. Ia datangi madunya itu dan menanyakan duka yang dirunding oleh Madrim. O, Madrim juga ingin berputra. Dengan keikhlasan dan kasih sayangnya, dan dengan seizin suaminya, Kunti mengajarkan mantra saktinya kepada Madrim.

Saat merapal mantra, Madrim memanggil Bathara kembar Aswan-Aswin, dewa yang memberikan kekuatan untuk kemitraan dan kesetiaan. Arkian, dari rahim Madrim lahirlah si kembar Nakula dan Sadewa.

Raja Pandu sangat bahagia telah berputra lima. Namun kebahagiaannya tidak berlangsung lama karena Pandu menghembuskan nafas terakhirnya. Sesuai tradisi yang ada, jika suami mati, istri harus ikut mati. Lalu, siapa yang mesti mengikuti kematian Pandu, Kunti atawa Madrim?

Madrim memohon penuh iba kepada Kunti agar ia diizinkan mengikuti kematian Pandu, dan ia meminta Kunti membesarkan kelima putra mereka.

~oOo~

Bersama kelima putranya, hidup Kunti ketula-tula. Namun kelima anaknya itu justru menguatkan hati dan tekadnya untuk tetap menjalani karma. Salah satu peristiwa yang hampir memusnahkan hidup Kunti dan Pandawa adalah dibakarnya Bale Sigala-gala.

Dalam pelariannya dari Bale Sigala-gala, mereka berhadapan dengan raksasa yang bernama Bakasura. Sebagai ibu yang tahu persis potensi anaknya, ia meminta Bima yang perkasa untuk menghadapi Basukara. Dan benar saja, Basukara dengan mudah dapat ditaklukkan oleh Bima.

~oOo~

Ketika Pandawa kalah main dadu, Kunti membesarkan hati anak-anaknya. Mereka menjalani masa pembuangan selama 13 tahun. Dalam masa inilah Kunti bersama kelima putra serta mantunya, Drupadi mengalami banyak cobaan hidup dan mereka mampu melaluinya.

Dalam suatu kesempatan, mereka bertemu dengan raksasa yang bernama Arimba yang sedang melakukan lawatan ke negeri Pringgodani bersama adiknya Arimbi. Jatuh cinta pada pandangan pertama. Arimbi yang raksasa itu menjatuhkan hatinya kepada Bima yang perkasa. Awalnya Bima menolak karena ujud Arimbi. Dengan mata batinnya, Kunti dapat melihat kalau Arimbi memang jodoh Bima yang dipersiapkan oleh dewata. Maka, dengan mantra yang dimilikinya Kunti mengubah wajah Arimbi menjadi putri yang jelita. Sungguh, Kunti adalah ibu yang sayang kepada putranya. Ki Dalang pernah mengisahkan di sini.

~oOo~

Jalur diplomasi menjelang perang Bharatayuda gagal dilakukan oleh Pandawa. Justru kabar yang dibawa Bhatara Kresna membuat Kunti sangat gelisah. Pasalnya, Kresna mengabarkan kepada Kunti kalau bayi yang dulu dihanyutkan oleh Kunti masih hidup dan kini menjadi salah satu pembesar Hastinapura.

Dalam gumamannya Kunti mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Duryodana yang telah mengangkat derajat Karna dalam kaum bangsawan. Kunti mengatakan kepada Kresna kalau ia ingin menemui anak lelakinya tersebut.

Akhirnya mereka bertemu, dan berbicara empat mata. Inti pertemuan tersebut, Kunti menginginkan agar Karna kembali kepadanya dan bergabung bersama Pandawa. Karna menolak permintaan ibunya itu karena ia telah kadung terikat sumpah setianya kepada Klan Kurawa. Sesungguhnya, Ki Dalang ingin sekali menampilkan lakon pertemuan empat mata Kunti-Karna. Kapan-kapan ya, tunggu saja.

Kunti sangat bersedih atas penolakan Karna. Namun ia sadar kalau lakon ini memang menjadi takdirnya. Apalagi ketika ia mengetahui di palagan Bharatayuda kedua putra tercintanya melakukan perang tanding Karna vs Arjuna. Ia semakin berduka, namun semuanya ia pasrahkan kepada kehendak dewata.

Itulah beberapa kisah Kunti. Selepas perang Bharatayuda yang menewaskan banyak sekali nyawa itu, Kunti bersama adik iparnya, Destrarastra beserta Gandari istrinya, menghabiskan waktu mereka untuk bertapa di tengah hutan memasrahkan diri secara utuh kepada dewata. Ia telah berjuang menjalani kehidupannya yang telah digariskan oleh takdir.

Kelak, Kunti akan bertemu dengan orang-orang terkasihnya di swargaloka.

~>oOo<~

PS: Artikel ini spesial untuk Bunda Ly. Teruslah bertahan dan berjuang, sekuat Dewi Kunti. Bunda jangan-kuatir Gusti Allah sangat menyayangimu. Anak-anak, para kerabat dan sahabat semua, mereka menyayangi dan mengasihimu. Tetap semangat!