Humor dalam dakwah

Di pintu akherat malaikat menanyai seorang sopir metromini, “Apa kerjamu selama di dunia?” 

“Saya sopir metromini, Pak,” jawabnya. Lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir metromini tersebut, lengkap dengan para pelayannya.

Kemudian datang seorang juru dakwah dan ditanya juga oleh malaikat,  “Apa kerja kamu di dunia?” 

“Saya juru dakwah, Pak!” jawabnya. Lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil yang jauh lebih sederhana. Tentu saja si juru dakwah heran dan protes kepada malaikat, “Kenapa saya yang juru dakwah mendapatkan fasilitas yang lebih rendah dari seorang sopir metromini itu?”

Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini Pak. Pada waktu ceramah, cara bicara Bapak membuat orang-orang ngantuk dan tertidur, sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan sopir metromini ketika mengemudikan busnya ia ngebut, dan itu membuat orang-orang berdoa, ingat Tuhan!”

[dari Kumpulan Humor Gus Dur]

~oOo~

Kalau diperhatikan, ceramah subuh yang disiarkan langsung melalui TV nasional banyak diselingi humor-humor segar dari pembawa acara atawa dari penceramahnya. Mungkin terjadi juga pada acara ceramah peringatan hari besar Islam di lingkungan sekitar kita. Salah satu tujuannya, agar pendengar tidak bosan dengan materi ceramah atawa untuk menarik minat pendengar sehingga mereka akan menahan rasa kantuknya.

Setelah acara ceramah selesai, kira-kira yang teringat oleh para pendengar itu materi ceramah atawa banyolan penceramahnya, ya?

“Jama…aah… O, jamaah… Alhamdu…. lilaah….!”