Hujan romantis

Hari-hari belakangan ini, hampir semua wilayah Indonesia diguyur hujan yang menyebabkan air meluap sehingga terjadi banjir di mana-mana. Sama seperti api, jika kecil menjadi kawan besar dapat membahayakan. Pun dengan hujan. Ketika banjir datang, banyak yang berlomba-lomba mencari kambing hitamnya.

Kita lupakan sejenak perkara banjir. Hujan, nekjika dinikmati akan menimbulkan sensasi rasa hati. Tak mengherankan, rintik hujan menginspirasi banyak penyair dan pencipta lagu mengagumi hujan. Berikut sajak dan syair lagu yang – saya ingat – ada diksi hujannya:

[1]

menatap rinai titik hujan/ yang luruh ke bumi/ melepas nafas panjang/ dinginnya hawa terasa/ aku masih saja/ tercenung dalam gulana/ separuh jiwaku seolah menghilang/ berkali musim berganti/ t’lah kulewati sendiri/ sampai saatnya tiba/ kuingin melepaskan luka/ ada ruang hampa di hati/ mengharap terisi/ ternyata seorang lelaki tegarpun/ tak kuasa bertahan menanggung sepi/ menatap cakrawala haru/ kulihat pelangi seusai badai/ semoga angin lembut membelai/ pikiran melayang/ betapa kini kubutuh wanita setia/ yang berlindung di dada/ memberi setangkup kasih/ mengaliri urat darahku/ sampai dunia berakhir/ tak sekalipun dia berpaling/ hasrat kusemua lembaran kelabu/ ‘kan segera digurat warna/ digurat rasa/ ingin melepaskan luka/ kurasa [Ruang Hampa – Katon Bagaskara]

[2]

tak ada yang lebih tabah/ dari hujan bulan Juni/ dirahasiakannya rintik rindunya/ kepada pohon berbunga itu/ tak ada yang lebih bijak/ dari hujan bulan Juni/ dihapusnya jejak-jejak kakinya/ yang ragu-ragu di jalan itu/ tak ada yang lebih arif/ dari hujan bulan Juni/ dibiarkannya yang tak terucapkan/ diserap akar pohon bunga itu [Hujan Bulan Juni – Sapardi Djoko Damono]

[3]

yang, hujan turun lagi/ di bawah payung hitam kuberlindung/ yang, ingatkah kau padaku/ di jalan ini dulu kita berdua/ basah tubuh ini, basah rambut ini/ kau hapus dengan saputanganmu/ yang, rindukah kau padaku/ tak inginkah kau duduk di sampingku/ kita bercerita tentang laut biru/ di sana harapan dan impian/ benci, benci, benci tapi rindu jua/ memandang wajah dan senyummu sayang/ rindu, rindu, rindu tapi benci jua/ bila ingat kau sakiti hatiku/ antara benci dan rindu di sini/ membuat mataku menangis/ yang, pernahkah kau bermimpi/ kita bersatu bagai dulu lagi/ tak pernah bersedih, tak pernah menangis/ seperti saat rindu begini [Antara Benci dan Rindu – Obbie Messakh]

[4]

sudah kubangunkan untukmu/ sebuah istana hujan/ yang terbuat dari pilar-pilar pualam putih/ dan kristal batu/ sehingga seribu cermin/ bisa memberi tahuku/ betapa makin cantiknya kau/ berubah bagiku kini [Istana Hujan – Yvan Goll]

[5]

perkenalan itu menghancurkan rekah-rekah mawar/ mengambil sesisi duri dedaunannya yang segar-segar/ kuperkenalkan/ aku adalah yang tersingkap tabir dalam/ dalam kisah-kisah sepasang kekasih hujan yang kedinginan/ meskipun begitu/ izinkan aku menikah dengan hujan/ cukup dengan pelataran khayal yang paling sederhana/ dan mas kawinnya yang paling rintik-rintik gemericik/ yang hampir tiada tertangkap telinga/ maka/ izinkan aku menikahi hujan/ biar panas beringas sekalian/ dan di kemudian kita tinggal menapaki/ lembut-lembut pelangi wangi/ jika sudah diizinkan akan kugelar esok hari/ sebelum subuh, pagi-pagi sekali [Izinkan Aku Menikahi Hujan – Remy Sylado]

[6]

cintaku kepadamu belum pernah ada contohnya/ cinta Romeo kepada Juliet si majnun Qais kepada Laila/ belum apa-apa/ temu pisah kita lebih bermakna/ dibanding temu-pisah Yusuf dan Zulaikha/ rindu-dendam kita melebihi rindu-dendam Adam/ dan Hawa/ aku adalah ombak samuderamu/ yang lari-datang bagimu/ hujan yang berkilat dan berguruh mendungmu/ aku adalah wangi bungamu/ luka berdarah-darah durimu/ semilir sampai badai anginmu/ aku adalah kicau burungmu/ kabut puncak gunungmu/ tuah tenungmu/ aku adalah titik-titik hurufmu/ huruf-huruf katamu/ kata-kata maknamu/ aku adalah sinar silau panasmu/ dan bayang-bayang hangat mentarimu/ bumi pasrah langitmu/ aku adalah jasad ruhmu/ fayakun kunmu/ aku adalah a-k-u/  k-a-u/ mu [Puisi Cinta – Gus Mus]

~oOo~

Bagaimana dengan syair lagu dan sajak pilihan saya di atas? Adakah kenangan indah tengah terbayang di bawah rintik hujan saat Anda berdua dengannya? Sebut saja itu sebagai hujan paling romantis dalam kehidupan percintaan Anda.

Hujan hanya menjadi rahmat bagi orang yang mau bersyukur.