Hilang rindu tumbuh cemburu

Disarankan: Baca dahulu Membunuh Rindu

Aku terlempar di rerumputan pinggiran rel. Sesosok banyangan putih telah menyelamatkan nyawaku yang tinggal beberapa inci dari hidung kereta api. Mengapa ia menyelamatkanku?

Kematian yang tertunda lagi. Kira-kira dua tahun lalu, aku pernah terkapar di bangsal rumah sakit. Sekarat akibat menenggak cairan obat serangga. Entah waktu itu aku minum obat serangganya kurang banyak atawa memang nyawaku berlapis tiga. Aku tidak mati, hanya pusing dan pingsan.

Kalau kau tanya apa rasanya cairan obat serangga itu aku akan bilang kepadamu: jangan sekali-sekali meminumnya karena sangat tidak enak. Kalau kau mau bunuh diri aku sarankan jangan dengan cara menenggak obat serangga. Sudah terbukti, aku tidak mati.

Saat aku tersadar dari pingsanku datang seseorang menemuiku dan membentakku: “Bodoh kali kau…! Rumahmu kan dekat dengan rel kereta, kenapa nggak bunuh diri di sana?”

Dan malam ini aku mengikuti sarannya yang kudengar dua tahun lalu: bunuh diri di rel kereta api. Tetapi kenyataannya, aku gagal mati karena disambar oleh sesosok banyangan putih. Malaikatkah ia?

“Oalah, hanya persoalan cinta saja kamu putuskan dengan bunuh diri. Betapa piciknya pikiranmu, anak muda. Bukalah matamu lebar-lebar, di sekelilingmu banyak sekali cinta. Pilihlah satu di antaranya!” katanya.

“Tidak sesederhana itu pak tua. Hilang rindu tumbuh cemburu,” jawabku.

“Menyesal aku menolongmu!” katanya ketus.

~oOo~

Esoknya aku mendatangi gedung bercat kuning dan hijau di sebelah utara alun-alun kota. Aku tekatkan hati untuk memasukinya dan antri di depan loketnya.

“Mau menggadaikan apa, anak muda?” sapa juru taksir pegadaian yang berkaca mata tebal itu.

“Aku ingin menggadaikan rinduku!” jawabku mantap.

Juru taksir melepas kaca mata plusnya dan tanpa kedip memandang wajahku. Telapak tangan kanannya ia tempelkan di jidatku.

“Pulanglah anak muda, istirahatlah. Badanmu panas,” katanya sabar.

Langkah kakiku satu-satu keluar dari gedung pegadaian. Aku dendangkan reffrain lagunya SO7: Berhenti Berharap.

aku pulang tanpa dendam kuterima kekalahanku
aku pulang tanpa dendam kusalutkan kemenanganmu
kau ajarkan aku bahagia, kau ajarkan aku derita
kau tunjukkan aku bahagia, kau tunjukkan aku derita
kau berikan aku bahagia, kau berikan aku derita