Orang tua memberi nama pada anaknya kebanyakan adalah berupa doa atawa harapan yang baik-baik. Jika anak diberi nama Budiman, dengan harapan kelak anaknya menjadi orang yang berbudi pekerti luhur, diberi nama Subur supaya anaknya selalu mendapatkan kesuburan rejeki dalam hidupnya, diberi nama Handayani supaya anak perempuannya itu bermanfaat bagi sesamanya, atawa mencomot nama-nama tokoh panutan di mana harapan orang tua kepada anaknya itu akan mempunyai sikap dan sifat seperti tokoh tersebut.
Tak tanggung-tanggung, banyak orang tua memberi nama anaknya menggunakan nama nabi, bahkan nama dua nabi sekaligus disematkan pada nama anaknya, misalnya Muhammad Nuh, Muhammad Isa, Muhammad Idris, Muhammad Yunus, Adam Muhammad, dan sebagainya. O, berat nian beban si anak karena di masa dewasanya nanti diharapkan dapat meniru perilaku para nabi yang berakhlak mulia.
Muhammad memang nama terbaik. Lagi pula, Kanjeng Nabi memang teladan paling sempurna. Bahkan sifat-sifat beliau yang terpuji pun pas buat disematkan sebagai nama seseorang.
Apa saja itu?
Shiddiq, artinya benar, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatannya. Amanah, artinya betul-betul bisa dipercaya. Nekjika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Tabligh artinya menyampaikan, di mana semua firman Allah yang ditujukan kepada manusia, disampaikan oleh Kanjeng Nabi, dan Fathanah yang artinya cerdas, di mana Kanjeng Nabi mustahil tidak cerdas. Dalam menyampaikan ribuan ayat Qur’an kemudian menjelaskannya kepada umatnya, dibutuhkan kecerdasan yang luar biasa.
Dalam khasanah budaya Indonesia, nama Sidiq/Sidik dan Fathanah/Fathonah sering digunakan untuk menamai seorang anak. Harapannya orang tua tentu saja anaknya akan mewarisi sifat-sifat terpuji Kanjeng Nabi.
~oOo~
Ada sebuah kisah di Negeri Antah Berantah, tentang seorang yang bernama Fathanah. Selain cerdas, Fathanah ini juga bijaksana, baik hati dan tidak sombong. Kecerdasan intelektualnya telah terbukti, bagaimana ia begitu pintar mencari uang. Jumlahnya uang berkoper-koper, bahkan kita tak sanggup menghitungnya. Saking banyaknya. Karena ia tidak sombong, ia punya banyak teman, baik lelaki maupun perempuan. Tak tanggung-tanggung, teman perempuan Fathanah wajahnya bening-bening semua. Kebaikan hatinya pun telah teruji. Sekedar berkenalan saja, dengan ringan tangan ia akan memberikan uang puluhan juta. Bagi teman perempuan yang telah dikenalnya, tak sayang ia memberikan hadiah mobil mewah atawa jam tangan harga ratusan juta.
Kecerdasan semacam itu kah yang dulu diharapkan dari orang tua si Fathanah?