Enjoy Capitalism

Karena kami baru pertama kali menginjak MBK (Ma Boon Khrong) Center, maka sebelum membeli oleh-oleh kami muter-muter dulu. Sekilas pandang, kawan saya melihat sebuah kaos bertuliskan Enjoy Capitalism yang gaya aksaranya mirip minuman bersoda yang sangat terkenal, yang kalau minum seteguk saja akan terus-terusan glegekan.

Belanja oleh-oleh sudah kelar, namun kawan saya ingat pada kaos yang ditaksir. Karena mall tersebut sangat luas, kami naik-turun berkeliling mencari di mana kaos tersebut dipajang. Setengah jam kemudian, kami menemukan kios kaos tersebut.

Saya sungguh penasaran dengan kaos bertuliskan Enjoy Capitalism itu, maka saya sowan ke rumah Kyai Gugel melalui jendela “Gambar” ternyata wahhh… banyak sekali ditemukan gambar bertuliskan Enjoy Capitalism.

~oOo~

Ya, saya dan mungkin Anda sangat menikmati sesuatu yang disebut dengan kapitalisme itu. Sejak bangun tidur hingga tidur kembali kita tak lepas dengan sang kapitalis. Saya sendiri tak tahu pasti apa definisi kapitalisme. Akhiran isme sepertinya menunjukkan suatu paham.

Cobalah buka dompet Anda. Apa yang Anda temukan di sana? Jawabannya adalah kapitalisme, jika Anda menemukan uang kertas, kartu kredit, kartu NPWP atawa bon-bon utang dengan bunga yang cukup tinggi. Posisi kita saat ini tertindas oleh sistem kapitalisme, karena seperti yang saya sebut di atas, dari bangun pagi hingga tidur lagi kita tak bisa lepas dari pemakaian uang kertas, sistem perbankan dan perpajakan. Itulah yang dinamakan tiga pilar yang menopang kapitalisme.

~oOo~

Saya teringat ucapan pak ustadz: tinggalkan kapitalisme dan jalankan yang haq, yakni muamalah. Tak mudah melakukan itu, karena saya masih senang menunda pembayaran dengan menggunakan kartu kredit atawa transaksi lain yang menggunakan prinsip-prinsip kapitalisme.

Kalau Anda, sudah bisakah melepaskan diri dari tiga pilar penopang kapitalisme? Kalau belum, enjoy aja, yang penting jangan kelibas oleh kapitalisme.

Hidup sederhana, namun serba kecukupan. Enak kali ya.