Duryodana tidak (akan) merombak kabinetnya

Memasuki tahun ketujuh pemerintahan Duryodana di Hastipura, belum sekali pun ia merombak kabinetnya. Karena menurutnya, kabinet yang telah disusunnya itu merupakan komposisi yang sempurna, solid dan anggota kabinet bisa dikendalikan olehnya. Beberapa menteri masih peninggalan Prabu Destrarata – Raja sepuh Hastina, ayahnya – dan dipertahankan oleh Duryodana.

Inilah susunan Kabinet Hastinapura:

Sengkuni – Mensesneg

Masa pengabdian Sengkuni dimulai ketika ia mengabdi kepada Raja Pandu – ayah Pandawa. Waktu itu ia diangkat menjadi perdana mentri. Ada celah untuk memecah belah Kurawa – Pandawa, ia manfaatkan sebaik-baiknya. Dengan tipu muslihatnya, Pandawa kalah dalam permainan judi dan mengasingkannya selama 13 tahun. Turut dalam pengasingan itu Kunti – ibu Pandawa, dan Drupadi – istri Yudhistira. Ketika Destrarata raja yang buta itu ada di tampuk kepemimpinan Hastinapura, Sengkuni diangkat menjadi Mentri Sekretaris Negara, hingga di pemerintahan Duryodana.

Resi Drona – Menkopolkam

Mentri yang mem(p)unyai nama kecil Bambang Kumbayana ini menyimpan dendam akut. Sewaktu masih aktif di gerakan mahasiswa ia bersahabat erat dengan Drupada – ayahnya Drupadi. Sebagai seorang aktivis mereka sering menyuarakan nuraninya untuk perbaikan negara. Drupada masuk partai politik dan berjanji kepada Drona jika kelak ia menjadi raja, Drona akan diberi setengah kekuasaan. Janji tinggalah janji, ketika Drupada menjadi Raja Pancala, Drona tak diakuinya sebagai sahabat. Lalu ia mengabdi kepada Hastinapura sebagai dosen di Hastinapura University. Kariernya cemerlang, hingga ia mem(p)eroleh predikat sebagai guru besar paling senior di universitas tersebut. Duryodana tertarik merekrut Drona yang nota bene dari kalangan akademisi untuk bergabung di kabinetnya.

Kripa – Menko Ekuin

Kripa bisa masuk ke kabinet Duryodana atas usulan Sengkuni. Kripa sendiri juga seorang akademisi dari Hastinapura University, tepatnya Dekan Fakultas Ekonomika dan Akuntansi. Sifatnya yang tenang dan mem(p)unyai kecerdasan di atas rata-rata ia bisa mengendalikan perekonomian Hastinapura yang sebetulnya ditopang oleh pemerintahan yang korup.

Dursasana – Mendagri

Anak ke 2 keluarga Kurawa ini menjabat Menteri Dalam Negeri atas usulan ayahnya, Prabu Destrarata. Mentalnya tidak beres, suka bicara kasar dan apabila mem(p)unyai keinginan harus dituruti. Reputasi terburuknya adalah pernah mencoba menelanjangi Drupadi yang dipertaruhkan Yudhistira dalam permainan dadu dengan Kurawa.

Durmagati – Menkoinfo

Mentri Komunikasi dan Informatika ini masih terhitung sebagai adik Duryodana. Ia mem(p)unyai karakter yang kocak, pintar bicara,  ceplas-ceplos sering membuat orang tersinggung. Sebagai Menkoinfo ia tidak gaptek. Media sosial ia pahami benar, termasuk ia rajin dalam berkicau, yang kadang kicauannya di dunia maya membuat panas telinga orang. Ciri-ciri lain: bersuaranya sengau, berbadan pendek dan gempal, murah senyum, rambut cepak tapi punya kucir.

~oOo~

Mentri-mentri yang lain di antaranya Durbahu, Durdara, Durdarsa, Durkarana, Durkaruna, Durkunda, Durmaga, Durmakanda, Durmanaba, Durmasana, Durmuka, Durprajaya, Durprasadarsa, Durpratama, Dursaha, Dursala, Dursara, Dursatwa, Dursaya, Durta, dan Dursilawati.

Dursilawati?

Benar, ia satu-satunya keluarga inti Kurawa yang berjenis kelamin perempuan. Tentu saja ia yang paling cantik di antara para saudara Kurawa yang semua namanya diawali dengan sebutan “Dur”. Dursilawati diberi jabatan sebagai Mentri Pemberdayaan Perempuan. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari ia selalu berkonsultasi dengan Ibu Negara yang tak lain kakak iparnya, Banowati. Kenapa Duryodana menunjuk adik perempuannya ini sebagai mentri yang tugas utamanya memberdayakan perempuan?

Dursilawati semasa kecilnya jauh dari kasih sayang orang tuanya, meskipun ia anak perempuan satu-satunya – dari seratus anak Kurawa. Gendari, sang ibu, tak pernah mem(p)erhatikan pertumbuhannya. Ia sibuk dengan menyesali nasibnya yang mendapatkan seorang suami yang buta. Dursilawati tumbuh di antara kekerasan sifat saudara-saudaranya. Ia tumbuh menjadi perempuan tangguh.

Itulah sekilas gambaran kabinet Duryodana yang dibangun dengan semangat nepotisme. Ia tak ambil pusing dengan merombak kabinet. Lagi pula, ia tak memerlukan koalisi dengan partai lain dan kebetulan partai yang menaungi pemerintahan Duryodana adalah partai mayoritas tunggal.

Lalu, bagaimana peran Adipati Karna atawa Prabu Salya terhadap pemerintahan Duryodana?