Cemburu itu menyiksa

Cinta itu buta. Kalau cinta sudah melekat, tai kucing rasa coklat, kata Gombloh dalam salah satu lagunya. Karena terlalu cinta, sumbu api cemburu di hati pun sangat pendek. Begitu tersulut api,  langsung meledak. Pikiran kalut, jantung berdetak tidak teratur, dan semua yang dilihat jadi tiak sempurna di matanya. Tai kucing bener-bener tai kucing bahkan lebih bau dari aroma aslinya.

Kalau sudah cemburu mau apalagi? Tidak ada larangan untuk cemburu. Salah satu fitrah manusia diberi cemburu. Tetapi, apa pun kalau berlebih tidak bagus. Semua harus ada takaran dan ukurannya, termasuk dalam hal cemburu.

Tidak semua orang bisa mengelola cemburu di hatinya. Memang sangat sulit menyeimbangkan perasaan di hati dan pikiran. Masing-masing mempunyai tingkat sensitivitas cemburu. Kalau orang mempunyai tingkat sensi rendah, tidak gampang cemburu tetapi sebaliknya yang tingkat sensi tinggi, semua yang dilakukan oleh orang yang dicintai itu membuatnya cemburu. Di mana-mana ada cemburu.

Saya kasihan dengan orang yang mempunyai tingkat sensi cemburu yang tinggi ini. Hidupnya tidak tenang, setiap saat dihantui rasa akan kehilangan. Di hati orang semacam ini perlu adanya manajemen untuk mengelola cemburu.

Ocey, saya nggak bicara cemburu perkara cinta, tetapi cemburu terhadap kesuksesan orang lain. Emang ada? Banyaakkk.

Petuah orang tua mengatakan, “urip iku mung sawang-sinawang” Artinya, apa yang kita lihat belum tentu mencerminkan keadaan aslinya. Melihat tetangga mobilnya baru misalnya, belum itu hasil jerih payah dia mendapatkan mobil itu. Bisa jadi hadiah dari orang tua atawa ia setengah mati hutang sana-sini demi sebuah mobil. Demikian sebaliknya, orang yang kelihatannya hidupnya sederhana tidak punya apa-apa, jebulnya hartanya di mana-mana misalnya dalam bentuk tanah berhektar-hektar.

Lalu, ada nggak tips untuk mengelola cemburu yang menyiksa itu?

Rileks-kan pikiran, tersenyumlah untuk diri sendiri. Yakinkan, bahwa kemampuan dan kesuksesan yang Anda raih selama ini mampu mengusir rasa cemburu. Oke. Jika sekarang Anda sudah tenang, bukan? Indikatornya, nafas Anda sudah teratur, hati sudah jernih, dan emosi sudah enyah entah ke mana.

Tak perlu menkonfirmasi ke orang lain, dari mana orang tersebut sukses. Kalau perlu tanyakan langsung yang bersangkutan. Minta tips-tips suksesnya, jika perlu. Bersyukurlah jika cemburu Anda tidak terbukti.