Abimanyu Memilih Hengkang

Surat kabar itu dilemparkan oleh Abimanyu. Berita tentang siapa yang akan ditunjuk Prabu Yudhistira untuk menjadi pemimpin dan pendamping Katumenggungan Yatran (Kementerian Keuangan) Kerajaan Indraprastha telah mengusik hatinya. Betapa tidak, berkali-kali ia telah diminta menghadap Prabu Yudhistira untuk fit & proper test bahkan ia telah menandatangani pakta integritas dengan sang Prabu, tetapi di surat kabar itu bukan nama dia yang disebut. read more

Mas No dan mBak Sri Akan Diperiksa KPPK

Peristiwa di padang Kurusetra setahun sebelumnya.

Pada hari kesembilan, pasukan Pandawa terdesak oleh pasukan Kurawa di bawah komando Resi Bhisma. Ratusan prajurit Pandawa tewas oleh amukan Resi Bhisma. Pihak Pandawa gelisah dan prihatin atas keadaan hari itu. Harjuno, nama lain Arjuna yang sering dipanggil Mas No itu mencoba turun ke gelanggang peperangan. Lumayan, pasukan Pandawa bisa menahan serangan Kurawa. Senja hari, perang diistirahatkan. Pandawa memanfaatkan waktu istirahatnya untuk membahas taktik dan strategi mengatasi kekacauan di Kurusetra. Kresna bilang bahwa selama Resi Bhisma masih jadi komandan Kurawa, Pandawa akan kalah. Bhisma ditakdirkan tidak bisa dikalahkan oleh prajurit laki-laki betapapun saktinya prajurit itu. read more

Punakawan

Dalam pewayangan, punakawan adalah para tokoh yang menjadi pengiring tokoh utama. Punakawan tersebut terdiri dari Semar, Bagong, Petruk dan Gareng. Ada beberapa versi kisah lahirnya tokoh-tokoh punakawan itu.

Semar :

Serat Kanda mengisahkan, penguasa kahyangan yang bernama Sanghyang Nurrasa memiliki dua orang putra yaitu Sanghyang Tunggal dan Sanghyang Wenang. Karena Sanghyang Tunggal berwajah jelek, maka takhta kahyangan pun diwariskan kepada Sanghyang Wenang. Setelah Sanghyang Wenang lengser, tahta diwariskan kepada putranya yaitu Batara Guru. Sanghyang Tunggal kemudian menjadi pengasuh para kesatria keturunan Batara Guru, dengan nama Semar. Kisah lain mengenai Semar ini pernah saya tulis di sini. read more