Rahasia yang menyebabkan Sengkuni tewas

Hari kedelapan belas, sinar matari sedang terik-teriknya di Padang Kurusetra tempat berlangsungnya perang Bharatayuda, sebuah perang saudara yang memperebutkan tahta. Di salah satu sudut lapangan, sedang berlangsung perang tanding antara Sengkuni melawan Bima.

Sengkuni adalah penasihat sekaligus pembisik Duryodana, Raja Hastina. Sebagai  seorang raja yang tipis kupingnya, semua bisikan Sengkuni ditelannya. Bahkan bisikan yang bermuatan hoax, sekalipun! Sengkuni ini adiknya Gandari, ibunya Duryodana. Ibu para Kurawa yang jumlahnya seratus orang itu. read more

Werkudara bungkus

Perut Kunti mengandung anak ke dua, perkawinannya dengan Pandu. Usia kandungan sudah melewati masa sembilan bulan. Prediksi Kunti, anaknya itu akan lahir tak lama lagi.

Pandu yang kondisi fisiknya semakin hari semakin lemah merasa bersalah, sebab ia tak mungkin menjadi suami siaga level sempurna. Ia hanya bisa menghibur istrinya, dan ia berusaha selalu berada di sisinya.

Pada suatu malam, Kunti mengeluh sakit perut yang hebat. Tetapi kesakitan yang tidak terlalu lama, sebab dari rahimnya telah lahir seorang anak. Pandu dan Kunti tertegun menyaksikan prosesi kelahiran jabang bayi yang sangat aneh. Jabang bayi itu masih berbungkus tembuni. Seharusnya tembuni itu berada di luar tubuh bayi, tetapi ini malah membungkus tubuh si jabang bayi. Tembuni itu menutup sangat rapat, sehingga tak ada celah untuk membukanya. read more

Pandawa Menyebarkan Berita Hoax

Perang selalu meninggalkan dendam kesumat.

Aswatama mengendap-endap di perkemahan Pandawa. Malam itu ia akan mengeksekusi seluruh Pandawa dan yang menjadi target pertama untuk dibunuhnya adalah Dristadyumna kerabat dekat Pandawa yang telah membunuh Resi Drona, ayah Aswatama.

Dristadyumna yang baru saja melepas baju perangnya ditikam dari belakang oleh Aswatama dan untuk melepaskan dendam kesumatnya ia penggal kepala ksatria yang sudah tak berdaya itu.

***

Aswatama ingat kejadian beberapa hari sebelumnya.

Masih seputar kisah yang terjadi di Padang Kurusetra tempat berlangsungnya pertempuran seru antara Klan Kurawa dan Klan Pandawa. Hari itu, Resi Drona turun ke gelanggang. Mahaguru dan Brahmana para ksatria utama keturunan Bharata itu mengangkat sengaja mengobrak-abrik pasukan Pandawa. Ribuan prajurit Pandawa tewas mengenaskan di tangan lelaki yang sudah berusia sepuh itu.

Keadaan tersebut membuat cemas Pandawa. Tapi, siapa yang sanggup menghentikan amukan Resi Drona? Setahu Pandawa, saat itu Drona belum menggunakan aji pamungkasnya, yakni mantra bramasta. O, mereka membayangkan betapa Klan Pandawa akan hancur lebur jika Drona sudah mengucapkan mantra saktinya tersebut. Puntadewa aka Yudhistira sebagai pimpinan Pandawa memerintahkan kepada Bima aka Werkudara untuk memanggil Kresna untuk dimintai pendapatnya. read more