Memburu Celeng Inggris

Judul buku : Si Pemburu 1 & 2 – Penulis : Hario Kecik – Penerbit : Pustaka Sastra LKiS Yogyakarta, 2008 – Tebal buku 1 : xvi + 414 buku 2 : xi + 574 halaman.

Dalam suasana peringatan Proklamasi RI 17 Agustus 2009 saya ingin mengenang peristiwa perang kemerdekaan tahun 1945 di Surabaya dengan meresensi 2 buku yang menurut saya sangat bagus, yang dikarang oleh Hario Kecik panggilan akrab Soehario K. Padmodiwiryo di mana ia sendiri sebagai pelaku sejarah di perang kemerdekaan tersebut. Ia pernah menjadi Wakil Kepala Staf V SUAD (Staf Umum Angkatan Darat) Jakarta. Tahun 1959 – 1965 ia menjadi Panglima Kodam IX Mulawarman, Kalimantan Timur. read more

Perang Paregrek, Mempertegas Upaya Pelurusan Sejarah Blambangan

Buku Perang Paregrek (PP) 2 karya Langit Kresna Hariadi (LKH) setebal 480 halaman ini, lanjutan dari Perang Paregrek 1. Jarak terbit buku ini dengan buku karya LKH sebelumnya cukup lama, mengingat LKH sedang sibuk menikmati rasa nyeri yang menyengat dalam peralihan posisi duduk akibat keadaan yang oleh para ahli kedokteran disebut Lumbal Sacral. Hal ini sering dikatakan oleh LKH dalam berbagai kesempatan, seperti yang ia ceritakan di www.langitkresnahariadi.com.

Penerbitan buku PP ini, bagi LKH untuk mempertegas upaya pelurusan sejarah Blambangan, terutama untuk Minak Jingga tokoh utamanya. Buku PP 2 ini lebih tipis dibanding bukunya yang lain (Pentalogi Gajah Mada, Paregrek 1 serta Candi Murca 1, 2 dan 3 yang masing-masing lebih dari 800 halaman) dan cerita di dalamnya terasa sangat cepat sedikit cerita kembangan, beda dengan PP 1 dulu. Untuk menikmati PP 2, terpaksa harus baca ulang (secara sepintas) PP 1 untuk sekedar mengingat alur cerita sebelumnya. read more

Arok Dedes: Kudeta ala Jawa untuk Indonesia

Judul Buku  : Arok Dedes • Penulis : Pramoedya Ananta Toer • Penerbit  : Lentera Dipantara, April 2009 • Tebal  : xiii + 561 halaman

Buku Arok Dedes ini akhirnya melengkapi koleksi buku Pram di Ruang Buku Padeblogan. Ketika Arok Dedes ini diterbitkan oleh Hasta Mitra (sampai cetakan ke 5), saya selalu kehabisan buku ini. Lamat-lamat pikiran saya masih ingat ketika baca Arok Dedes ini semasa kuliah dulu, lagi-lagi, dalam bentuk foto kopian pinjam punya teman. Berikut saya sadurkan : Dari Lentera Dipantara halaman vi.

“Mungkin kau lupa. Jatuhkan Tunggul Ametung seakan tidak karena tanganmu. Tangan orang lain harus melakukannya. Dan orang itu harus dihukum di depan umum berdasar bukti tak terbantahkan. Kau mengambil jarak secukupnya dari peristiwa itu.” – Pramoedya Ananta Toer –

read more