Di malam letih ini biarkan aku memberikan diriku pada tidur yang tanpa perlawanan, mengistirahatkan kepercayaanku padamu.
Biarkan aku memasrahkan semangatku yang mengendur dalam persiapan tak memadai untuk memujamu.
Kaulah itu yang menarik selubung malam di atas mataku yang lelah terhadap siang untuk memperbaruhi pandangannya dalam kegembiraan kesadaran yang lebih segar.
[Puisi ke 25 dalam buku Gitanjali kumpulan puisi Rabindranath Tagore]
Jaman saya sekolah dulu, dalam pelajaran bahasa Indonesia diperkenalkan penyair India yang bernama Rabindranath Tagore. Nama ini akan semakin terpatri di fikiran saya, ketika pada suatu hari saya diajak bapak saya keliling Kota Solo dan saat itu melewati sebuah jalan (sebelah timur Terminal Tirtonadi) yang diberi nama Jl. Rabindranath Tagore. Sampai sekarang saya tidak mengetahui alasan di balik pemberian nama tokoh itu oleh Pemkot Surakarta. read more