M.A.R.S

Membaca judul artikel di atas, Anda sudah bisa menebak ke mana arah tulisan ini. Kalau pun belum, nanti juga akan paham, kok.

Kata Mars, jika ia berdiri sendiri dikenal dengan nama sebuah planet yang jaraknya  terdekat keempat dari Matahari. Namanya diambil dari nama Dewa perang Romawi. Namun planet ini juga dikenal sebagai planet merah karena penampakannya yang kemerah-merahan. Di planet ini, terdapat sebuah fitur unik di daerah Cydonia Mensae yang merupakan sebuah perbukitan yang bila dilihat dari atas nampak sebagai sebuah wajah manusia. Banyak yang menganggapnya sebagai sebuah bukti dari peradaban yang telah lama musnah di Mars, tetapi hal ini telah terbukti bahwa fitur tersebut hanyalah sebuah kenampakan alam biasa. read more

Guruku Cantik Sekali

Juli 1980

Hari itu saat pertama saya duduk di bangku SMP. Seragam sekolah SMP jaman saya dulu, atas putih celana (pendek) warna khaki. Saya di kelas 1B, teman sekelas ada yang teman di SD dulu, tiga atawa paling banyak empat orang.

Seorang guru memasuki kelas. Perempuan cantik, yang campur aduk antara manis dan wajah memesonakan yang melihatnya. Perawakannya termasuk kecil dibandingkan ibu saya. Ketukan sepatunya saja sudah terdengar merdu. Ia berjalan mendekap sebuah buku besar bersampul batik hijau, sementara bahu kanannya tersampir tasnya. Ia memakai seragam guru berwarna abu-abu tua.

“Selamat pagi anak-anak!” sapanya ramah, soalnya ia menyertakan senyuman manis dan hangatnya. Suaranya tidak stereo, tapi agak-agak sengau (mirip-mirip suaranya Fifi Aleyda Yahya atawa Fessy Alwi, keduanya penyiar Metro TV), membuat saya betah mendengarkan setiap uraiannya. read more

Biar Peta yang Bicara

Beberapa waktu yang lalu, adik kelas saya di masa kuliah mengirimkan sebuah kaos bertuliskan “Biar Peta yang Bicara”. Ya, kaos itu seakan mengingatkan kembali disiplin ilmu yang saya ambil ketika kuliah dulu yaitu Kartografi yang secara mudahnya disebut juga ilmu membuat peta atau atlas. Peta yang dibuat pun berbagai macam tergantung temanya, mau yang menampilkan data fisik seperti peta topografi, peta hidrologi dan sebagainya atau tema sosial-ekonomi seperti peta sebaran penduduk misalnya.

Hampir dua puluh tahun saya murtad dari disiplin ilmu Kartografi. Dulu ketika membuat selembar peta masih saya lakukan secara tradisional yaitu menggunakan pena dan kertas. Kini, cara pembuatan peta sudah sedemikan canggih, serba komputer dan tentu saja karena kemurtadan tadi, saya babar blas tidak bisa mengikuti perkembangan kecanggihan pembuatan peta. Meskipun begitu, peta tidak bisa lepas dari kehidupan saya sehari-hari baik untuk urusan kantor maupun urusan pribadi. read more