Kepala-kepala Gundul

Cerita ini masih di Mina. Setelah menyelesaikan pelemparan jumrah Aqabah, dilanjutkan dengan tahallul agar bisa melepas pakaian ihram dan berganti dengan pakaian biasa. Pemandangan yang saya lihat di tenda-tenda selama tiga hari di Mina orang-orang pada menggunduli kepalanya.

Di tempat yang fasilitasnya terbatas seperti itu, cara pemotongan rambut bermacam-macam. Teman memotong rambut teman yang lain, tetapi ada juga jasa pemotongan rambut meskipun dengan peralatan manual.

  1. Ada yang membawa alat pencukur jenggot, rambut dibasahi dengan sabun kemudian dengan alat tersebut centi demi centi rambut berguguran dari kepala.
  2. Ini yang lebih aman, menggunakan alat cukur menggunakan tenaga battery. Tapi kalau battery-nya habis dan membawa stock terpaksa dilanjutkan dengan cara di atas.
  3. Kalau ini cara nekat, hanya menggunakan silet yang dipegang tangan. Caranya rambut dibasahi dengan sabun, semili demi semili rambut dikerok. Posisi silet sedikit bergeser, kulit kepala yang jadi korban. Saya ngeri melihatnya.
  4. Jasa pemotongan rambut biasanya mangkal di dekat toilet-toilet umum yang dilakukan oleh warga keturunan India. Cara pemotongan seperti no. 1 – 3 di atas. Tetapi yang menggunakan silet mereka lebih lihai dan cepat, seperti tukang ayam sedang mencabuti bulu-bulu ayam he..he… Lalu, berapa tarifnya? Bervariasi dari 5 s/d 25 riyal.

Saya cukup sabar untuk tidak menggunduli kepala saya di Mina. Nanti setelah sampai di Mekkah, sebelum tawaf ifadhah saya pun menggunduli kepala saya. Meskipun potong rambut model gundul sering saya lakukan, tetapi model gundul kali ini terasa berbeda.

Petualangan si Emak

Pulang dari melempar jumrah Aqabah, terjadi kehebohan di tenda kami di Mina. Salah satu anggota kelompok kami belum kembali. Ditunggu sampai siang tidak nongol juga. Kalau yang belum kembali ini umurnya masih muda kami tidak terlalu kuatir, tapi ini seorang nenek yang usianya sekitar 65 tahun, ia biasa kami panggil si Emak. Ia melaksanakan ibadah haji tidak ada keluarga yang mendampinginya.

Sebelum subuh kami berangkat untuk melempar jumrah beranggota lengkap, tapi begitu selesai sampai di tenda kok hilang satu, ya si Emak itu. Selepas dzuhur kami mendapatkan kabar ada seorang nenek masuk rumah sakit. Oh iya, ada info yang beredar, terjadi insiden jamaah berdesakan saat melempar jumrah, salah satu anggota kelompok kami ada yang terpeleset sampai tangannya patah (sampai di tanah air kemarin tangannya masih di-gips). Mendengar kabar kalau ada seorang nenek masuk RS, Pak Haji – ketua rombongan KBIH kami, bergegas pergi ke rumah sakit. Harap-harap cemas kami menunggu kabar itu, tetapi setelah Pak Haji pulang kami harus kecewa karena bukan si Emak yang dirawat di RS tersebut. read more

Enaknya Punya Saudara yang Jadi TKI/TKW

Salah satu pemandangan di depan maktab tempat saya suka duduk, di sana tergelar karpet yang cukup luas. Karpet itu dipergunakan bagi jamaah menerima tamu. Lalu siapa tamu itu? Mereka adalah orang yang telah lama mukim di Mekkah jadi TKI/TKW. Jadi mereka ini mengunjungi saudaranya yang sedang melaksanakan ibadah haji.

Mereka berkunjung naik mobil sedan mahal (entah punya sendiri atau majikannya ya), membawa oleh-oleh yang banyak. Kadang sambil menunggu saudaranya turun dari lantai 7 menemui mereka, saya ajak berbincang. Tujuan saya ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai adat istiadat dan karakter orang arab, Mekkah khususnya. Informasi ini sangat bermanfaat jika suatu saat saya pergunakan untuk berkomunikasi dengan sopir taxi/angkot atau dengan para pedagang saat saya berbelanja.

Teman saya bertanya kepada saya, apakah saya mempunyai saudara yang bekerja sebagai TKI/TKW di sini? Saya jawab tidak punya. Saya balik bertanya, dan dijawab olehnya kemarin dia dikunjungi saudaranya itu.

“Enak dong kang dapat oleh-oleh banyak, bagi-bagi ya?” canda saya.

“Enak apanya mas, wong saya malah ketitipan barang untuk disampaikan ke saudara-saudara di kampung sana. Itu kan mengurangi jatah bagasi saya kan?”, jawabnya.

Koper kami dijatah oleh pihak penerbangan hanya boleh membawa barang maksimal 32 kg!