Gadis muda itu selalu menyaksikan seorang ibu setengah baya shalat dhuha di masjid dekat kampusnya. Seorang ibu yang manis dan cerah wajahnya. Pagi itu, sebelum masuk kelas ia sempatkan menyapa ibu setengah baya.
“Ibu yang baik. Saban pagi saya melihat ibu shalat dhuha di masjid ini dan saya lihat wajah ibu selalu cerah seakan membawa banyak harapan di hari ini. Berilah saya ilmu, ibu. Hari-hari saya selalu membuat saya tertekan. Saya ingin mempunyai rasa optimis seperti itu.”
“Nak, maukah engkau mendengar cerita tentang derita yang bertubi-tubi yang baru saja aku alami?”
Gadis muda itu menatap wajah ibu. Ia tak mengira, di balik wajah cerah si ibu ternyata ia menyimpan duka mendalam. Lalu, ibu itu pun menceritakan deritanya.
~oOo~
Aku punya 3 anak. Pada hari raya kemarin, suamiku diminta untuk menyembelih hewan kurban. Anak keduaku takjub menyaksikan bagaimana ayahnya menyembelih hewan kurban, lalu ia pulang menemui adiknya yang masih berumur 2 tahun.
“Dik, maukah kamu aku kasih tahu bagaimana ayah kita menyembelih seekor domba?” Ia bertanya kepada adiknya, sambil menggandeng tangan adiknya menuju dapur untuk mengambil sebuah pisau. Ia menyuruh adiknya berbaring, dan dengan pisaunya itu ia mulai menggoreskannya ke leher adiknya. Darah mengalir dari leher adiknya dan tentu saja, adiknya menangis meraung-raung. Melihat itu semua, anak keduaku itu berlari entah ke mana karena takut aku marahi. read more