Pada sebuah mesjid yang agung, Mas Suryat membuka kitab suci dan membacanya. Aktifitas ini dilakukan sambil menunggu azan berkumandang atawa memanfaatkan jeda waktu setelah shalat maghrib menuju saat shalat isya. Tanpa disadari di sebelahnya telah duduk lelaki setengah baya yang di wajahnya terpancar kesejukan.
Ia menyalami Mas Suryat. “Assalamualaikum. Saya Anshori dari Lumajang. Sampeyan?” Mas Suryat menyebutkan nama dan asalnya.
“Sudah khatam berapa kali di mesjid ini?”
“Baru separoh, sepertinya nggak bakalan mengkhatamkan, soalnya besok saya pulang ke Tanah Air.”
“Maaf, pertanyaan saya tadi bukan untuk menghakimi Sampeyan. Sebelumnya punya target mengkhatamkan Qur’an di Tanah Haram ini?”
“Betul. Tidak tercapai khatam mungkin bacaan saya masih grutal-gratul. Belum lancar betul.” read more