Menderas Qur’an

Pada sebuah mesjid yang agung, Mas Suryat membuka kitab suci dan membacanya. Aktifitas ini dilakukan sambil menunggu azan berkumandang atawa memanfaatkan jeda waktu setelah shalat maghrib menuju saat shalat isya. Tanpa disadari di sebelahnya telah duduk lelaki setengah baya yang di wajahnya terpancar kesejukan.

Ia menyalami Mas Suryat. “Assalamualaikum. Saya Anshori dari Lumajang. Sampeyan?” Mas Suryat menyebutkan nama dan asalnya.

“Sudah khatam berapa kali di mesjid ini?”

“Baru separoh, sepertinya nggak bakalan mengkhatamkan, soalnya besok saya pulang ke Tanah Air.”

“Maaf, pertanyaan saya tadi bukan untuk menghakimi Sampeyan. Sebelumnya punya target mengkhatamkan Qur’an di Tanah Haram ini?” 

“Betul. Tidak tercapai khatam mungkin bacaan saya masih grutal-gratul. Belum lancar betul.” read more

Sebutir kacang polong adalah sedekah

Ketika melewati sebuah kebun, seekor monyet menemukan segenggam kacang polong. Buru-buru ia berlari keluar dari kebun untuk menikmati kacang polongnya itu. Namun karena tergesa-gesa, sebutir kacang polong terjatuh dari genggamannya. Sayang sekali kalau sebutir kacang polong itu jatuh, pikir monyet. Maka, ia taruh kacang polong yang ada di genggaman tangannya di atas lempengan batu dan ia segera kembali ke kebun mencari sebutir kacang polong yang terjatuh tersebut.

Ia sibak rerumputan dan dedaunan yang berserakan di tanah, siapa tahu ia menemukan kacang polongnya. Sia-sia belaka ia menelusuri setiap sudut kebun untuk mendapatkan sebutir kacang polongnya. read more

Gusti Allah ora sare

Sebuah sikap kesabaran sering dinasihatkan orang tua kepada anak-anaknya, jika mereka gelisah karena suatu masalah yang menimpa mereka. Orang tua itu akan berkata, “Gusti Allah ora sare. Sing sabar ya…!”

Kita memang selalu membatasi kesabaran, sehingga suka beranggapan kalau Gusti Allah nggak memerdulikan kita.

Ada sebuah kisah di zaman Nabi Musa, ketika itu ia ditanya oleh Bani Israil, “Wahai Musa, apakah Tuhanmu tidur?” Dengan mantap Musa menjawab, “Takutlah kalian pada Gusti Allah!” Sebuah jawaban yang tidak memuaskan Bani Israil. Nabi Musa terus didesak untuk menjawab pertanyaan mereka, apakah Tuhan itu tidur. read more