Memaknai Kehidupan

Sebulan ini ada dua peristiwa yang memaksa saya untuk melakukan perenungan. Pertama, seorang kenalan meninggal dunia. Dokter muda masih pengantin baru. Meninggal karena levernya tidak berfungsi, cuma 3 hari dirawat di RS. Dia ini anak bungsu, kesayangan keluarganya. Bapak ibu dan kakak-kakaknya yang membiayai sekolahnya hingga menjadi seorang dokter. Semua tenaga mereka tercurah untuk si bungsu ini. Kemudian yang kedua, tewasnya seorang teman akibat mobil yang dikendarainya tertabrak kereta api saat melewati lintasan rel tanpa penjaga. Mengapa teman saya itu melewati jalan tersebut? Kenapa pula dia tidak tewas sendirian, tetapi dengan teman **** di sebelahnya?

Tuhan memanggil mereka dalam usia masih muda. Cara Tuhan mengambil nyawa seseorang memang tidak dapat diduga-duga, karena pekerjaan itu memang hak prerogatif-Nya. read more

Bersabar dengan Perasaan Orang Lain

Setiap individu mempunyai tingkat emosional tergantung bisa mengendalikan atau tidak. Meskipun ada keinginan untuk bersikap rasional dan logis, emosi selalu ikut berbicara. Kesuksesan seseorang salah satunya ditentukan dari pengendalian emosi diri pribadinya dan hubungannya dengan orang lain: bersabar dengan perasaan orang lain! Kalau Anda ingin lebih berhasil berhubungan dengan orang lain, perhatikanlah emosinya dari pada pikirannya.

Di sebuah toko sepatu, seorang ibu masuk toko untuk membeli sepasang sepatu. Semua sepatu yang menjadi pilihannya telah dicobanya, tidak ada yang pas. Pelayan toko menghampiri dan bertanya model sepatu yang diinginkan pembeli, dengan sigap pelayan toko mencari sepatu yang dimaksud, namun tidak berhasil. read more

Miskin Kok Bangga!

Tiga hari ini, televisi nasional silih berganti menayangkan peristiwa berdesak-desaknya antrean daging kurban. Ada jatuh korban, seperti biasanya. Meskipun kali ini tidak sampai merenggut nyawa. Kita yang menyaksikan peristiwa tersebut merasakan miris di hati.

Banyak petugas yang mengatur antrean tidak serta merta membuat tertib pembagian daging kurban. Adegan saling serobot kupon atau daging kurban, sepertinya sudah menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat untuk meminta sesuatu, di mana harkat sebagai fakir miskin dan peminta-minta bukan menjadi sesuatu yang aib lagi. Kejadian ini terjadi di mana-mana. Tidak hanya ketika pembagian daging kurban, tetapi juga ketika ada pembagian sedekah oleh orang kaya atau pembagian BLT oleh pemerintah beberapa waktu yang lalu.

read more