Siapa pun setuju dengan saya, kalau Teddy – bukan nama sebenarnya, itu berwajah tampan dan mempunyai karier yang cukup cemerlang. Sayangnya, usia hampir mendekati usia empat puluh dia masih saja hidup menjomblo. Sering terdengar bisik-bisik dari teman-teman, setahun ini dia telah dua kali gagal menjerat hati seorang gadis.
Pada suatu kesempatan ia berdoa dari balik meja kerjanya. Mata terpejam dan tangan terkepal di dadanya. “Ya, Tuhanku tolonglah hambamu yang jomblo ini. Sudah sekian lama aku naksir si Yenny. Tolong ikat dia jadi jodohku.” Sesaat Teddy masih pejamkan matanya. Terdengar dia mendesahkan nafasnya.
Sebulan setelah dia berdoa, dia mendengar kabar kalau Yenny akan menikah dengan seorang insinyur lulusan UGM. Sejak saat itu, Teddy menjadi pemurung dan sering tidak menyentuh jatah makan siangnya. Kasihan benar sahabat yang satu ini.
Suatu siang, dia kembali berdoa dan kali ini suaranya terdengar oleh teman yang duduknya di sebelah ruangannya. “Tuhan, pliss.. kali ini benar-benarlah tolonglah aku. Kemarin Engkau tidak menjodohkan aku dengan si Yenny, kali ini jodohkan aku dengan si Lastri. Tolong percepat perjodohan ini, kalau bisa sebelum akhir tahun ini!”