Meskipun saya terbiasa berhadapan dengan orang, baik dalam forum resmi atau suasana warung kopi, berada di ruang besar milik Ki Priyagung sungguh membuat saya grogi. Saya sudah menunggu sepuluh menit, beliau belum juga menemui saya. Ya, kemarin sore beliau meminta saya menghadap, sehubungan dengan surat permohonan saya untuk pensiun dini.
Suara dehemnya menyentak lamunan saya. Beliau membuka pintu dan berjalan ke arah saya, tiada terdengar oleh telinga saya.
“Yak apa sampeyan ini. Umur masih muda, semangat kerja masih menyala-nyala kok mengajukan pensiun dini. Sudah berapa tahun sampeyan bergabung di korporat ini?”
“Hampir dua puluh tahun, Ki.”
“Opo wis nggak krasan lagi membesarkan korporat bersama manajemen? Fasilitasmu kurang?” read more