Sebutir kacang polong adalah sedekah

Ketika melewati sebuah kebun, seekor monyet menemukan segenggam kacang polong. Buru-buru ia berlari keluar dari kebun untuk menikmati kacang polongnya itu. Namun karena tergesa-gesa, sebutir kacang polong terjatuh dari genggamannya. Sayang sekali kalau sebutir kacang polong itu jatuh, pikir monyet. Maka, ia taruh kacang polong yang ada di genggaman tangannya di atas lempengan batu dan ia segera kembali ke kebun mencari sebutir kacang polong yang terjatuh tersebut.

Ia sibak rerumputan dan dedaunan yang berserakan di tanah, siapa tahu ia menemukan kacang polongnya. Sia-sia belaka ia menelusuri setiap sudut kebun untuk mendapatkan sebutir kacang polongnya. read more

Gusti Allah ora sare

Sebuah sikap kesabaran sering dinasihatkan orang tua kepada anak-anaknya, jika mereka gelisah karena suatu masalah yang menimpa mereka. Orang tua itu akan berkata, “Gusti Allah ora sare. Sing sabar ya…!”

Kita memang selalu membatasi kesabaran, sehingga suka beranggapan kalau Gusti Allah nggak memerdulikan kita.

Ada sebuah kisah di zaman Nabi Musa, ketika itu ia ditanya oleh Bani Israil, “Wahai Musa, apakah Tuhanmu tidur?” Dengan mantap Musa menjawab, “Takutlah kalian pada Gusti Allah!” Sebuah jawaban yang tidak memuaskan Bani Israil. Nabi Musa terus didesak untuk menjawab pertanyaan mereka, apakah Tuhan itu tidur. read more

Mulanya tiada punya

Saya sedang belajar pada seorang kolega yang dengan mudah dan ringannya melakukan sedekah. Orang Jawa bilang nyah-nyoh, mudah betul memberikan sesuatu kepada orang lain.  Suatu ketika saya bertanya kepadanya tentang ilmu bersedekah yang ia jalankan selama ini. Ia malah tertawa, ndak pake ilmu-ilmuan katanya.

“Sampeyan pernah dengar kisah tentang koin bengkok, bukan?”

Sangat mengingat-ingat. “Ya, beberapa kali saya dengar kisah tersebut dari seorang mulut motivator, pun dengan membaca kisah tersebut dengan banyak versi.”

“Di situlah letak ilmunya. Mulanya kita ndak punya apa-apa, lalu punya dan jika ndak punya lagi pun ndak apa-apa!” read more