Wisuda

Lelaki setengah baya memandangi anak perempuannya yang tengah menikmati makan malam bersamanya. Tak terasa anakku sudah dewasa, berasa baru kemarin aku menimangnya sambil menyanyikan lagu Kupu-Kupu yang Lucu.

“Kenapa ayah memandangku seperti itu?”

“Ah, enggak. Ayah senang saja, kamu makan demikian lahap.”

Suasana kembali hening. Lelaki itu mengarahkan pandangan matanya ke luar ruang. Banyak bintang bertaburan di sana. Sejurus kemudian, ia sapukan mata ke seluruh ruangan restoran yang berada di rooftop itu.

Di sisi kanan ada sepasang suami-istri yang tengah merayakan ulang tahun perkawinan keduapuluh tiga, dengan candle light dinner. Beberapa foto jadoel mereka dipajang di atas meja. Agak jauh dari duduk mereka, sepasang muda-mudi yang mungkin tengah merayakan hari jadi.

“Kamu sudah punya pacar, Nduk?” read more

Sarung untuk Ojo

“Pak Suryat, kula sakniki sampun saged shalat. Menawi wonten sarung nganggur mbok kagem kula setunggal!”

Mas Suryat tertegun sejenak, begitu mendengar permintaan Ojo yang dirasa ganjil di telinganya. Sekarang Ojo sudah bisa shalat! Mas Suryat menyebut kebesaran Gusti Allah yang punya kuasa membolak-balikkan hati hamba-Nya.

Sudah sejak lama Mas Suryat mengajak Ojo shalat. Ojo yang bertugas di bagian front office itu suka menggelengkan kepala jika diajak shalat. Bahkan ketika Ojo ikut Mas Suryat mudik lebaran, ia memilih menunggu di mobil daripada masuk masjid untuk menunaikan shalat. read more

Sambel bakso

Malam menjelang larut. Sambil pulang ke rumah, Paiman mendorong gerobak bakso miliknya belok ke Sekar Kinanti Residence (SKR), sebuah kompleks perumahan baru. Siapa tahu, baksonya habis di sana sehingga pulang ke rumah dengan hati berbunga.

Ia menyapa petugas Satpam kompleks agar diizinkan masuk ke dalamnya. Untuk menarik perhatian penghuni kompleks ia bunyikan mangkuk dengan memukulnya dengan sendok.

Ting… ting… ting…

Dan benar saja. Ia dipanggil penghuni Blok G1 dan memesan 6 mangkok bakso.

“Sambelnya mana, mas?” read more