tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Hujan Bulan Juni – Sapardi Djoko Damono
Dalam perjalanan dari makan siang di Rest Area 57 tol Jakarta-Cikampek tadi siang, di KM 58 tiba-tiba cuaca mak prepet lalu turunlah hujan. Padahal sebelumnya sangat terik. Hujan merata sampai di Dawuan Cikampek, dan ketika saya kembali ke kantor melalui KM 54.400 masih diguyur hujan. Menanti datang hujan bulan Juni seperti lelaki yang tengah termangu karena menahan gejolak rindu kepada kekasih hatinya. Ia merahasiakan renjana yang telah membuat sesak dadanya, meskipun rahasia itu diketahui dengan pasti oleh kekasihnya yang juga rindu kepadanya. Mak nyes, menyejukkan jiwa. Ya hujannya, ya karena bertemu kekasih hati. read more