Apakah sah, permen dipakai sebagai alat pembayaran? Dan apakah satu permen yang dipakai sebagai alat tukar transaksi jual beli itu benar-benar seharga 100 rupiah?

Untuk ke sekian kalinya, saya dibuat sebal ketika berbelanja di minimarket Maret dan Mart : diberi uang kembalian berupa permen. Modusnya begini. Misalnya uang kembalian sebesar 1600 rupiah. Kita akan diberi uang kembalian sebesar 1 ribuan 1 lima ratusan dan 1 buah permen. Jadi, 1 permen dihargai setara 100 rupiah.

Suatu saat, permen sebagai uang pengembalian sudah terkumpul 10. Iseng-iseng permen tersebut saya pergunakan sebagai alat pembayaran, dan ternyata ditolak oleh kasir. Terjadi perdebatan dan hasilnya bisa diketahui, saya sebagai konsumen terpaksa harus ngalah. Sejak kejadian itu, saya menolak kalau diberi uang pengembalian berupa permen. Hitung-hitung dalam hati, biarlah minimarket itu yang mempunyai “hutang” ke saya (soalnya saya minta dicatat sebagai deposit mereka tidak mau). Pengalaman saya ini, bisa jadi satu dari sekian ratus kasus yang pernah dikeluhkan konsumen di beberapa surat pembaca di media massa. read more

Bernyanyi Bersama Anak Kita

Ternyata, secara tidak sadar saya telah meracuni fikiran anak-anak saya dengan beberapa lagu anak-anak. Lagu itu saya dendangkan ketika mengendongnya atau saat bermain bersama dengan mereka. Apakah lagu-lagu itu telah merasuk dalam jiwanya, sehingga mempengaruhi perilaku mereka dalam masa pertumbuhannya? Entahlah. Saya hanya ingin mengajak Anda guyonan kembali (barangkali Anda pernah membaca atau mendengar dari teman mengenai guyonan ini) mengenai beberapa lagu anak berikut ini : read more

Dilarang Kencing di Sini Kecuali Anjing

Rumah Pak RT berada di ujung jalan, di sekitar tempat itu merupakan pangkalan ojek di malam hari dan berganti menjadi pangkalan becak kalau hari mulai terang. Satu hal yang membuat Pak RT suka uring-uringan, dari pangkalan itu sering berbau pesing. Jika angin sedang melaju menuju teras rumah akan mengganggu kenyamanan santai Pak RT ketika membaca koran atau menikmati kopi.

Upaya yang telah dilakukan Pak RT menegur para tukang becak dan tukang ojek, agar jangan kencing di sekitar tempat mangkal. Teguran Pak RT, manjur cuma beberapa saat saja. Pak RT pun memasang papan bertuliskan : Dilarang kencing di sini, dengan warna merah. Ternyata orang-orang masih juga kencing di situ. Tulisan di papan diganti : Dilarang kencing di sini kecuali anjing.

Sore hari ketika membersihkan selokan, Pak RT masih melihat tukang becak yang berdiri menghadap tembok menyelesaikan hajat kencingnya. Pak RT pun langsung menegur tukang becak tersebut, apakah tidak bisa membaca tulisan di papan. Eh, dijawab oleh temannya yang sedang tiduran di becaknya, “Anjingnya buta huruf pak, nggak bisa baca tulisan itu”. read more