Strategi Jitu Dari Pantura

Pulang dari memantau pendistribusian hewan kurban, Ustadz Asnoor, Kyaine, Budiono dan Jamhuri mampir di sebuah warung makan di daerah Patrol Indramayu. Saat itu jalan Pantura relatif sepi, arus mudik sudah terjadi hari kemarinnya. Mereka memesan nasi rames plus teh botol.

Tidak lama setelah mereka memesan makanan, datang truk container 20 feet parkir di depan warung. Sopir truk mengambil tempat duduk tidak jauh dari mereka berempat. Dia memesan soto ayam dan kopi susu. Sambil menunggu makanan datang, dia menyalakan Djarum Coklatnya. Kopi susu datang, bersamaan dengan kehadiran tiga orang pengendara motor gede.

read more

Matematika Hukum(an)

TEMPO Interaktif, Kediri – Dua petani yang didakwa mencuri semangka di Kediri dipastikan tidak akan menjalani penangguhan penahanan. Mereka juga menjalani persidangan tanpa didampingi kuasa hukum.

Kepala Sub Bagian Pembinaan Kejaksaan Negeri Kediri, Agus Eko Purnomo mengatakan Kholil dan Basar Suyanto, warga Kelurahan Bujel, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri yang didakwa melakukan pencurian satu buah semangka tidak didampingi kuasa hukum.

Karenanya tidak ada upaya penangguhan yang disampaikan kepada majelis hakim saat menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Kota Kediri, Selasa (14/11) lalu. “Karena tidak ada pendampingnya, maka tidak ada pengajuan penangguhan,” kata Agus Eko kepada Tempo, Kamis (26/11).

Basar sendiri sempat menyampaikan sikap pasrahnya dalam kasus tersebut. Dia mengaku menyerahkan sepenuhnya persoalan itu kepada jaksa dan pengadilan dengan harapan bisa segera berkumpul dengan anak istrinya. “Pasrah saja biar cepat selesai,” katanya.

Ketua Perhimpunan Advokat Indonesia Kediri, Nurbaidah menyayangkan sikap tersebut. Menurut dia penangguhan penahanan merupakan hak setiap terdakwa baik didampingi kuasa hukum atau tidak. Karena itu alasan jaksa tersebut tidak dapat diterima. “Itu hak setiap terdakwa tanpa harus melalui penasehat hukum,” katanya.

read more

Ora Kanggo

Delapan bulan lalu, saya meletakkan jabatan yang cukup vital dalam organisasi yang ikut saya besarkan selama hampir sembilan tahun ini. Perbedaan prinsip yang membuat hati saya gundah, tersiksa dan menguras pikiran sampai kering kerontang, menjadi penyebabnya. Saya tidak enjoy lagi mengurus salah satu “anak” kesayangan saya itu. Selanjutnya, saya menghilang dari peredaran dan pergaulan mereka sebagai orang yang ora kanggo, tidak terpakai.

Seorang sarjana, baru lulus S2 mengajukan surat lamaran kerja. Ah, di situasi krisis global seperti ini siapa yang mau membutuhkan tenaganya? Banyak perusahaan mem-PHK karyawannya, alih-alih menerima karyawan baru seperti dia, mempertahankan karyawan yang ada saja sudah bagus. Tidak putus asa, ia mengajukan lamaran ke perusahaan lainnya. Kata personalia : “Boleh saja Anda kerja di perusahaan kami, tapi mau nggak menggunakan ijazah SMA Anda saja?” Rupanya, ijazah S2-nya, ora kanggo.

read more