Bel tanda jam kantor usai berbunyi sepuluh menit yang lalu. Mas Suryat belum beranjak dari kursi dan masih asyik di depan laptopnya. Satu-persatu stafnya pamitan pulang. Tapi sepintas ia melihat ada seorang stafnya yang bolak-balik berjalan di depan ruangannya.
Dan tiba-tiba stafnya itu mengetuk pintu dan mohon izin untuk menghadap. Mas Suryat bisa membaca mimik muka stafnya, tanda seorang yang tengah galau tingkat dewa.
“Sudah, tu de poin saja. Kamu lagi punya kesulitan apa?”
“Saya besok mesti bayar kuliah anak, pak. Sudah ke mana-mana cari pinjaman. Saya memberanikan diri menghadap bapak untuk pinjam uang.”
“Berapa yang dibutuhkan?” read more