Penyeberangan Bakauheni – Merak

Pintu masuk Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni

Akhirnya kesampaian juga keinginan saya menginjak bumi Lampung, sebuah kota provinsi di Pulau Sumatera yang paling dekat dengan Jakarta. Pernah beberapa kali berniat main ke Lampung melalui jalan darat dan merasakan naik kapal menyeberang laut, namun tak jua terlaksana.

Aktifitas penyeberangan Merak – Bakauheni atawa sebaliknya sering saya lihat beritanya di televisi tidak hanya pada saat laporan mudik/arus balik lebaran tetapi belakangan ini pun diberitakan karena panjangnya antrian kendaraan besar yang mau masuk ke kapal untuk diangkut dan diseberangkan. Melihat tayangan antrian yang berkilo-kilo meter tersebut salah satu yang menyebabkan keder-hati untuk main ke Lampung. Mas, yang antri panjang itu cuma kendaraan besar kok, kendaraan kecil mah ada jalurnya sendiri. Demikian kata salah satu teman, satu ketika.

Dan memang benar kata teman saya, antrian kendaraan kecil tak begitu lama. Hanya kudu sabar ketika menunggu kapal bersandar di dermaga kemudian satu-satu kendaraan masuk kapal. Seperti saya ceritakan di tulisan sebelumnya, pulang ke arah Jakarta melalui jalur darat karena insiden tiket. read more

Terkena kasus pencucian uang

Dalam menelisik uang hasil korupsi, KPK mulai menerapkan pasal pencucian uang kepada tersangka korupsi. Istilah pencucian uang  untuk mendiskripsikan suatu perbuatan untuk menyembunyikan atawa menyamarkan asal-usul uang hasil merampok negara melalui berbagai macam transaksi keuangan agar uang tersebut nampak seolah-olah berasal dari kegiatan/usaha yang legal dan halal. Para koruptor tentu saja sangat lihai bagaimana menyembunyikan atawa menyamarkan asal-usul hartanya sehingga sulit ditelusuri oleh aparat penegak hukum.

Perlu dicatat, saya bukan koruptor, tetapi beberapa kali terkena kasus pencucian uang.

Modusnya seperti ini. read more

Lelaki kemproh

Di sebuah rumah makan, kami duduk lesehan. Lelaki paruh baya di hadapanku mengepulkan asap dari mulutnya. Sesekali ia menyruput kopi hitam yang hampir tandas. Tak henti bibirnya berkata-kata, yang orang lain susah untuk menghentikannya.

Mungkin tersebab perokok berat, bibirnya berwarna serupa kulit buah manggis. Kalau ia meringis akan nampak gigi-gigi hitamnya yang beberapa di antaranya sudah tanggal. Kerapatan antar giginya pun tak teratur lagi. Jika ia bicara, cipratan ludah bercampur jigong sesekali terlihat membasahi meja di depannya. Jangan tanya apa aroma bau mulutnya. Dalam jarak setengah meter, baunya menguar hingga ujung hidungku.

Makanan yang ia pesan tersaji sudah di hadapan kami. Masakan yang menggugah seleraku: nila cobek, cah kangkung hotplate, karedok, tahu-tempe goreng, nasi kebul-kebul, gurame bakar dan sambel-lalap. Khas masakan Sunda. Ia mempersilakan aku dan temanku segera menikmati makanan yang sudah ada di hadapan kami. read more