Sedang ngepet

Malam sudah hampir menabrak dini hari. Perempuan itu tetap setia bersimpuh di depan lilin yang ditaruh di tengah baskom berair yang ditaburi bunga setaman. Matanya harus selalu terjaga untuk memastikan nyala lilin sempurna memancarkan api. Nyala api lilin tak boleh bergoyang, apalagi padam kecuali dipadamkan oleh hembusan nafas yang keluar dari mulutnya.

Menjaga nyala lilin saban malam Selasa Kliwon adalah salah satu bentuk kesetiaannya kepada suaminya. Setia menjaga raga sekaligus jiwa orang yang menafkahinya lahir dan batin.

“Jaga lilin baik-baik istriku sayang! Malam ini aku akan kembali membawa harta yang melimpah,” telinganya masih terngiang pesan suaminya sebelum melangkahkan kaki keluar rumah.

Lelaki itu keluar rumah lewat pintu belakang. read more

Agustus-5 | Misteri angka Proklamasi

Sepeda onthel tua yang saya kayuh dari rumah menuju Tugu Kebulatan Tekad Rengasdengklok, saya istirahatkan di bawah pohon angsana. Perjalanan 45 km cukup melelahkan saya. Tugu ini dibangun untuk mengenang kebulatan tekad pemuda dan pejuang serta tokoh-tokoh bangsa untuk melepaskan diri dari penjajah menuju bangsa yang merdeka dan berdaulat. Saya duduk bersandar padanya untuk menghindari terik matari yang menyengat di musim kemarau Agustus ini.

Ya, di sini pernah terjadi suatu peristiwa yang di dalam pelajaran sejarah disebut dengan Peristiwa Rengasdengklok, peristiwa yang dimulai dari penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda seperti Adam Malik dan Chaerul Saleh dari Menteng 31 terhadap Sukarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30 WIB, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa ke Rengasdengklok Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Bung Karno dan Bung Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.

Menghadapi desakan tersebut, Bung Karno dan Bung Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut.

~oOo~ read more

Obat ngantuk selama puasa

Selama puasa berlangsung, saya relatif tidak mengantuk (berat) saat bekerja di kantor. Tetap segar meskipun harus menahan haus selama lebih dari 12 jam. Saya nggak minum aneka multivitamin atawa minuman energi seperti yang diiklankan di tipi-tipi selama Ramadhan supaya tetap semangat sepanjang hari. Rahasianya: tidur yang cukup (banyak).

Saya bangun untuk kegiatan sahur jam 3 hingga selesai subuhan jam 5. Kemudian saya sambung dengan tidur selama satu jam. Alarm hape berbunyi pas jam 6, saya bangun, mandi dan siap-siap berangkat ke kantor. Kalau jalanan lancar, jam 7 kurang seperempat saya sudah sampai di parkiran kantor. Saya tidur di mobil dengan sebelumnya nyetel alarm jam setengah 8.

Sebetulnya dengan tidur pagi semacam itu saya bisa bertahan nggak ngantuk hingga sore hari apalagi saat pekerjaan padat. Namun, untuk ngecas stamina biasanya jeda istirahat kerja saya pergunakan untuk tidur siang bangsa setengah jam. Bangun-bangun sudah segar kembali. read more