Pameo ibukota lebih kejam dari ibu tiri sudah saya kenal sejak sekolah dulu. Gambaran Jakarta dapat saya lihat dari film-film gratisan yang saya tonton di layar lebar yang digelar Lapangan Umum sebelah barat rumah saya. Ikon Jakarta yang ditampilkan – misalnya film Benyamin – adalah Tugu Pancoran, Monas atawa Tugu Selamat Datang.
Memang dalam gambaran film dan juga propaganda tentang urbanisasi hidup di Jakarta tidak mudah. Perantau yang berhasil menundukkan Jakarta akan menjadi orang sukses. Bahkan meskipun di Jakarta hidupnya empot-empotan ketika pulang kampung akan berpenampilan diri seolah-olah ia sudah menjadi orang yang mapan secara materi.
Saya hendak menceritakan perkenalan saya dengan Jakarta. Pada tahun 1989, saya menginjakkan kaki di Jakarta gara-gara menjadi peserta lomba karya ilmiah mahasiswa di mana lomba dilaksanakan di IKIP Jakarta Timur. read more