Bersama Kartini di 2014#1

Dimas Kjaine Goeskar Soerjatmodjo, tolong djempoet poetri-poetri saja di Batavia Zuid tanggal 5 April nanti. Sekaligoes tolong diantar ke  Buitenzorg, mereka ingin berdjoempa dengan Njonja Abendanon.
dari RMA Sosroningrat – Jepara

Saya gelisah di duduk di kursi peron Stasiun Jakarta Kota menunggu datangnya kereta dari Semarang. Adakah kereta api dari Semarang ke Jakarta Kota? Rasanya kereta tersebut berhenti di Stasiun Gambir, deh. Tapi kenapa surat RMA Sosroningrat itu meminta saya menjemput para putrinya di Stasiun Jakarta Kota? Ketika saya akan beranjak dari tempat duduk untuk bertanya kepada petugas stasiun, terdengar woro-woro kalau kereta dari Semarang akan memasuki Stasiun Jakarta Kota atau zaman Belanda dulu disebut sebagai Batavia Zuid1. read more

Bukan Satinah

Pada suatu hari, serombongan anggota DPR melakukan studi banding ke sebuah Negara Timur Tengah. Entah apa yang akan distudibandingi oleh mereka. Pada hari terakhir kunjungan, dilakukan acara jalan-jalan di pusat perbelanjaan, salah seorang anggota rombongan nyasar dan terpisah dari teman-temannya. Sial betul nasibnya, sebab ia diculik dan disandera oleh kelompok teroris.

Ketua rombongan kalang-kabut mencari temannya itu. Kantor kedutaan besar ikut sibuk mencari keberadaan anggota dewan yang raib di negeri orang. Sementara itu anggota rombongan yang lain was-was karena sudah sekian jam tak ada kabar tentang keberadaan anggota yang hilang padahal mereka harus pulang ke Tanah Air hari itu juga. Maka dengan terpaksa, rombongan anggota DPR itu pulang ke Tanah Air meninggalkan satu temannya. read more

Maaf, bakpianya ludes

Kurang afdol rasanya, nekjika dolan ke Jogja pulangnya nggak bawa oleh-oleh. Kemarin stel yakin saja, begitu masuk taksi bilang ke pak sopirnya supaya mampir dulu ke pabriknya Bakpia Pathok 25. Saya masih punya waktu dua jam sebelum sampai ke bandara Jogja. Pas mau belok ke Jl. KS Tubun, ada polisi berdiri di pertigaan. Polisi memberi aba-aba mobil dari arah Jl. Letjen Suprapto disuruh lurus saja. Wah, padahal ke lokasi ini kami ambil jalur menghindari Malioboro yang sedang macet.

Pak sopir taksi memberikan alternatif beli Bakpia Pathok 25-nya di dekat bandara saja. Saya mesti antar Kika dulu ke kosan – dua malam ia ikut nginap di hotel, yang jarak dari sekitar Malioboro nggak begitu jauh.

Setelah ngedrop Kika, taksi melaju ke toko Bakpia Pathok 25 di dekat bandara. Parkiran tokonya luas, bisa menampung beberapa bus. Baru masuk toko sudah dikasih tahu oleh mbak pelayan, kalau bakpianya habis, belum dikirim dari pabriknya. Ada pembeli lain yang cerita kalau mereka sebelumnya mampir di pabriknya, kalau di sana juga ludes. Menunggu matang tentu lama, apalagi kuatir ketinggalan kereta atau pesawat. read more