Mbok Rondho Dadapan punya empat anak perempuan, semuanya diberi nama depan Kleting dengan urutan dari yang tertua: Kuning, Hijau, Merah, dan Biru. Meskipun semua anak kandung, hanya Kleting Biru yang dikuyo-kuyo, baik oleh ibunya maupun kakak-kakaknya. Dikuyo-kuyo artinya ditindas, dinista, dianaktirikan dan istilah lain yang sebangsa dengan itu. Kasihan benar.
Tapi itu nasib si bungsu. Kasih sayang orang tuanya sudah habis terbagi untuk ketiga kakaknya. Apalagi, mereka tak punya ayah lagi. Sungguhpun demikian, sejatinya ayah mereka yang sudah marhum itu berlaku cukup adil, semua anak-anaknya diberi nama dengan Kleting. Apa itu kleting? Sebuah benda yang mirip tempayan berleher panjang yang gunanya untuk mengambil air di telaga atawa sendang dan cara membawanya digendong di pinggang.
Kleting Kuning sebagai anak tertua tentu saja paling lama mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Ia pun merasa berhak mengatur adik-adiknya, termasuk untuk urusan pribadi. Maklum, ia merasa paling berpengalaman. Kleting Hijau cenderung diam, ia mengikuti arus ke mana mengalir. Cari slamet. Kleting Merah bersikap suka memprotes segala kebijakan kakak tertua, bahkan pun dari ibunya. Kleting Biru, yang memang nasibnya dikuyo-kuyo tadi, ia sendiri suka galau bin paranoid. Kawan setia si Kleting Biru adalah sebuah cermin di kamarnya. read more